SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, turut menanggapi insiden pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid yang dilakukan oknum Banser NU, di Garut, Jawa Barat. TGB melalui akun Instagramnya, @tuangurubajang, menggunggah foto bertuliskan kalimat tauhid dengan caption yang cukup panjang.

Dalam keterangan foto tersebut, TGB mengakui dirinya sebagai muslim yang cinta Negara Kesatuan Indonesia (NKRI). Menurutnya, negara bangsa Indonesia adalah amanah dari Allah yang wajib dijaga dan dikokohkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Inilah kesepakatan kita sejak era para pendiri bangsa. Karena itu saya tidak mendukung ide khilafah. Saya meyakini, Islam tidak memerintahkan satu sistem pemerintahan tertentu, namun memberi panduan nilai-nilai mulia yang harus terwujud dalam sistem apapun,” kata TGB melalui akun Instagram, tuangurubajang, Selasa (23/10/2018).

Lebih lanjut, TGB mengungkapkan bahwa sistem republik demokratis yang disepakati dalam NKRI tak kalah valid dan sahnya dibanding sistem khilafah. Karena nilai-nilai dasar yang diperjuangkan Islam telah ada, utamanya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, syura dan keadilan.

Hal itu, kata TGB, tinggal bagaimana masyarakat mengimplementasikan niali-nilai itu dalam kehidupan berbangsa. Kemudian, TGB menuturkan NKRI baginya merupakan maslahat nyata. Sedangkan khilafah menurutnya merupakan maslahat prediktif.

Kaidah mengatakan, al-maslahah al-mutahaqqiqah an-naajizah muqaddamah ‘alal maslahah al-mustaqbalah al-marjuhah. Maslahat nyata, jelas dan telah terwujud, didahulukan di atas maslahat prediktif yang belum terwujud,” terangnya.

Kendati begitu, TGB mengungkapkan cinta NKRI adalah satu hal, sedangkan membakar bendera yang bertuliskan kalimat tauhid adalah hal lain. Menurutnya, pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid dapat menimbulkan fitnah. Sebaiknya, bila tidak setuju, alangkah baiknya diserahkan kepada pihak yang berwajib.

“Bagi saya, perbuatan (membakar bendera) itu bisa menimbulkan fitnah antarkita. Kalau tidak setuju, lipat dengan takzim dan serahkan kepada aparat,” imbuhnya.

“Perilaku tercela menggunakan kalimat tauhid untuk tujuan kekuasaan tidak boleh menyebabkan kita ikut melakukan perbuatan tercela. Segala anarkisme akan menghilangkan keadaban publik. Tahan diri, perbanyak silaturahmi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya