SOLOPOS.COM - Sejumlah kepala desa (kades) memberikan klarifikasi ihwal dukungan politik mantan kades dan perangkat desa di Kantor Bupati Sukoharjo, Senin (27/7/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Paguyuban Kepala Desa atau Kades se-Sukoharjo menolak diseret-seret ke ranah politik menjelang Pilkada 2020. Mereka membantah mendukung salah satu pasangan calon bupati dan calon wakil bupati.

Penegasan sikap itu disampaikan paguyuban kades menyusul deklarasi dukungan paguyuban mantan kepala desa (kades) dan perangkat desa kepada bakal pasangan Joko "Paloma"Santosa-Wiwaha Aji Santosa (Joswi), Rabu (22/7/2020) lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pernyataan dukungan para mantan kades itu dianggap rawan memicu polemik di masyarakat. Pengurus paguyuban kades se-Sukoharjo, Maryanto, saat ditemui wartawan di Kantor Bupati Sukoharjo, Senin (27/7/2020) langsung memberikan klarifikasi.

Tak Hanya Jokowi, Gibran Juga Pesan Sapi Kurban Ke Peternak Asal Mranggen Sukoharjo

“Kami menegaskan tidak mendukung pasangan Joswi dalam pilkada. Banyak masyarakat yang bingung dan resah. Kami pun juga mengalami hal serupa,” kata dia, Senin.

Kades Tawang, Kecamatan Weru, Sukoharjo, ini mengatakan tak ingin diseret-seret dalam pelaksanaan pesta demokrasi Pilkada Sukoharjo pada 9 Desember 2020 mendatang.

Fokus Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Maryanto dan kades lainnya ingin fokus menjalankan roda pemerintahan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.

Hasil Tes Swab Kontak Erat Wawali Solo Sudah Keluar, Wali Kota Rudy Negatif Corona!

Maryanto meminta pembangunan demokrasi di Sukoharjo tidak dinodai dengan penggiringan opini publik untuk kepentingan salah satu pasangan calon.

“Saya tidak yakin program bantuan senilai Rp30 juta per rukun tetangga [RT] yang ditawarkan pasangan Joswi terealisasi. Impossible direalisasikan karena parlemen masih dikuasai PDIP,” ujar dia.

Maryanto mengimbau masyarakat tak perlu bingung dan resah akibat pernyataan paguyuban mantan kades dan perangkat desa itu. Masyarakat diminta menyalurkan hak pilih sesuai hati nurani masing-masing.

Kader PKS Solo Kena Sentil Gara-Gara Pakai Baju Pendukung Gibran Saat Rapat di DPRD

Hal senada diungkapkan Kepala Desa Blimbing, Gatak, Suwarjo, soal dukung mendukung paslon di Pilkada Sukoharjo. Suwarjo mengatakan saat ini, nominal dana yang diterima setiap RT di Sukoharjo lebih dari Rp30 juta.

Masyarakat tak perlu digiring dengan opini tertentu demi menguntungkan salah satu paslon menjelang Pilkada Sukoharjo. Pemilu harus disambut sukacita oleh masyarakat untuk mendongkrak tingkat partisipasi pemilih.

Program Tak Masuk Akal

“Jika program Rp30 juta per RT dilaksanakan harus mengubah peraturan daerah [perda] dan peraturan bupati [perbup]. Bagi saya, program ini tak masuk akal,” papar dia.

Lega Sudah Negatif Corona, Wawali Solo Purnomo Langsung Jalan-Jalan Keliling Solo-Kartasura

Sebelumnya, pada pekan lalu, paguyuban mantan kades dan perangkat desa se-Sukoharjo melakukan deklarasi dukungan kepada pasangan Joswi di Pilkada Sukoharjo 2020. Acara deklarasi itu dihadiri puluhan mantan kepala desa dan perangkat desa di 12 kecamatan.

Dalam kesempatan itu, Ketua Paguyuban Mantan Kepala Desa dan Perangkat Desa Sukoharjo, Agus Tri Raharjo, menyampaikan komitmen bulat mendukung pasangan Joswi pada pilkada.

133 Warga Sukoharjo Sembuh Dari Covid-19, 54 Di Antaranya Pasien Bergejala

Mereka menginginkan perubahan mendasar di berbagai aspek kehidupan dengan menitikberatkan program yang menyasar langsung masyarakat kecil.

“Kami bakal memberikan dukungan sekuat tenaga untuk memenangkan pasangan Joswi dalam pilkada. Harus ada perubahan di Sukoharjo,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya