SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meresmikan jalan tol Sragen-Ngawi pada Rabu (28/11/2018) pagi.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, peresmian akan dilakukan sekitar pukul 09.00 WIB di Rest Area jalan tol kilometer 538, Ngrampal, Sragen. Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat dimintai informasi Solopos.com, Selasa (27/11/2018) mengonfirmasi agenda tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Menurut informasi yang kami terima begitu [Presiden Jokowi akan meresmikan jalan tol Sragen-Ngawi pada Rabu],” ujar dia.

Hal senada disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Dedy Endriyatno, saat diwawancarai Solopos.com melalui telepon seluler (ponsel), Selasa. Dia mengatakan tidak banyak persiapan yang dilakukan Pemkab Sragen.

Peresmian jalan tol merupakan agenda dari kementerian terkait. Pemkab Sragen hanya berharap agar rencana pembuatan exit (pintu) tol di wilayah Sragen timur bisa direalisasikan.

Dedy menjelaskan pemerintah pusat sudah menyetujui usulan Pemkab Sragen ihwal pembuatan pintu tol di Sragen timur. Pembangunan pintu tol tersebut direncanakan pada 2019.

“Kami berharap rencana yang sudah ada direalisasikan tahun depan,” tutur dia.

Dedy menerangkan keberadaan pintu tol di Sragen timur sangat penting untuk memacu geliat dan pertumbuhan ekonomi di kawasan itu. Sesuai peruntukan tata ruang dan wilayah, daerah Sambungmacan utamanya sekitar pintu tol diproyeksikan menjadi wilayah industri.

Pemkab Sragen sudah menyiapkan desain pengembangan wilayah Sambungmacan seiring akan dibangunnya pintu tol. Salah satunya rencana pembuatan dry port atau pelabuhan kering. “Harapan kami geliat ekonomi di zona industri itu kian moncer,” ujar dia.

Ihwal pemanfaatan rest area jalan tol, menurut Dedy, Pemkab Sragen ingin agar mengutamakan produk lokal Sragen. Dengan begitu produk-produk karya warga Sragen baik hasil kerajinan maupun kuliner bisa dipajang di rest area dan menjadi sumber penghasilan warga.

“Saya tidak bicara persentase. Kalau bisa produk luar digeser produk lokal Sragen dan regional. Artinya bukan produk-produk dari luar negeri yang dipajang di rest area. Produk Sragen kan ada banyak seperti fashion batik atau goyor Sragen dan kuliner,” imbuh dia.

Disinggung pemanfaatan rest area jalan tol di Masaran, Dedy mengakui belum berjalan. Hal itu menurut dia lantaran ruas jalan tol Solo-Pungkruk, Sragen, belum seramai yang diharapkan. Namun sejatinya persiapan pemanfaatan rest area Masaran sudah jauh hari disiapkan.

Dedy mengakui ada kekhawatiran dampak negatif beroperasinya jalan tol Solo-Ngawi. Salah satunya sepinya ruas-ruas jalan Sragen yang selama ini menjadi simpul ekonomi. Dibutuhkan kreativitas masyarakat untuk menangkap peluang beroperasinya jalan tol Solo-Sragen.

“Khawatir pasti ada. Tapi itu kan dampak yang tidak bisa dihindari. Makanya tinggal geliat kita bagaimana memanfaatkan adanya jalan tol untuk menjaring peluang lebih luas agar bisa dimanfaatkan luas untuk pertumbuhan ekonomi. Butuh kreativitas dalam hal ini,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya