SOLOPOS.COM - CEGAH HAMA -- Petani Kecamatan Polanharjo sedang melakukan penyemprotan pada lahan sawah yang ditanam benih padi jenis Inpari 13, Senin (13/6). (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi).

Klaten (Solopos.com) Sebanyak 804 hektare sawah yang ditanam benih padi Inpari 13 di Kecamatan Polanharjo, Klaten diserang hama wereng batang cokelat. Benih padi varietas Inpari 13 itu merupakan bantuan dari Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, pertengahan Mei lalu.

CEGAH HAMA -- Petani Kecamatan Polanharjo sedang melakukan penyemprotan pada lahan sawah yang ditanami benih padi jenis Inpari 13, Senin (13/6). (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Serangan di lahan sawah memang merata namun sekarang populasinya berkurang. Data terakhir, populasi serangan hama wereng hanya dua ekor wereng dalam sepuluh rumpun atau 0,2 ekor per rumpun. Sebelumnya, jumlah serangan hama wereng berkisar 35 ekor per rumpun,” tegas Kepala Laboratorium Tanaman wilayah Soloraya, Y Driatmoko, dalam kunjungan dan pengawasan lahan sawah di Kecamatan Polanharjo, Senin (13/6).

Driatmoko menyatakan para petugas Pengamat Hama Pertanian (PHP) dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Polanharjo juga sering memantau populasi serangan hama wereng di lahan sawah. Tidak hanya itu, para petugas penyuluh juga diterjunkan langsung ke lapangan untuk mendampingi para petani dalam penyemprotan massal. “Sampai saat ini kami belum menemukan benih padi yang tahan wereng. Berbagai jenis benih telah dicoba oleh petani, namun serangan tetap saja meluas. Kami hanya bisa mengendalikan populasi serangan,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Klaten, Sri Mulyaningsih, mengatakan penyemprotan oleh sejumlah petani dan petugas penyuluh pertanian dilakukan setiap empat sampai enam hari sekali. Hal itu mengurangi populasi serangan hama wereng. Populasi serangan hama wereng, imbuhnya, tidak bisa diprediksi waktunya. “Bisa saja hari ini berkurang, namun besok bertambah lagi. Karena hama wereng bisa datang dari luar daerah Klaten yang beterbangan,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang petani asal Desa Tegalmulyo, Joko Triyono, 45 mengatakan lahan sawah seluas 2.300 meter2 yang ditanami benih Inpari 13 seluruhnya diserang wereng. Meski demikian, dia berharap agar musim tanam kali ini dia bisa panen. “Sejak dua tahun lalu, saya tidak panen. Mudah-mudahan dengan program penanaman jenis Inpari 13 ini ada hasil panen yang bisa dibawa pulang,” harapnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah, Wasiman, berharap para petani mampu bekerja sama dengan petugas penyuluh untuk memberantas hama wereng. Pemberantasan hama wereng itu bisa dilakukan dengan memutus siklus wereng dengan cara penanaman padi secara serentak. “Memang dalam musim hujan kemarin, serangan hama wereng seolah tak bisa dihindarkan. Namun memasuki musim kemarau ini, mudah-mudahan populasi hama wereng berkurang. Dan saya meminta petani untuk mengubah pola tanam menjadi padi-palawija-padi,” terangnya.

m98

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya