SOLOPOS.COM - Kondisi tanaman padi ambruk di Mojolaban dan Tegalmade, Sukoharjo, Rabu (26/12/2012). (Fsarid Syafrodhi/JIBI/SOLOPOS)

Kondisi tanaman padi ambruk di Mojolaban dan Tegalmade, Sukoharjo, Rabu (26/12/2012). (Fsarid Syafrodhi/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO — Sejumlah tanaman padi milik petani di sejumlah desa di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, ambruk lantaran disapu angin. Petani mengalami kerugian hingga 25 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com di Desa Bekonang dan Desa Tegalmade, Rabu (26/12/2012), padi yang sudah siap panen di sejumlah area persawahan sudah ambruk. Sebagian padi tersebut sudah dipanen. Sedangkan sebagian yang lain masih dibiarkan ambruk dan belum dipanen.

Salah satu petani Desa Bekonang, Sumaji, mengatakan rata-rata padi yang ambruk itu adalah jenis padi Padang Pariaman. Karena batang jenis padi ini cenderung lebih kecil dan panjang dibandingkan dengan tanaman padi lainnya, maka tanaman padi itu sangat rapuh dan mudah ambruk bila terkena angin. Selain itu, kata dia, bulir padi pada batang malai juga sudah banyak sehingga batangnya tak kuat menahan beban.

Lebih lanjut ia mengatakan, selain jenis Padang Pariaman, padi Inpari-13 dan Inpari-8 juga sebagian ambruk.
“Karena bulir padinya tercampur lumpur, kualitasnya menurun sekitar 25 persen. Harga jual gabah di penebas pun juga merosot hingga 25 persen,” ujar Sumaji yang juga Ketua Gabungan Petani Pengelola dan Pemakai Air (GP3A) Bekonang, saat ditemui Solopos.com, Rabu.

Menurut Sumaji, padi Padang Pariaman yang bibitnya berasal dari Sumatra itu memang rentan ambruk. Pasalnya selain batangnya yang kecil, masa tanamnya juga lebih lama daripada jenis padi lainnya, yakni 115 hari dari awal penanaman. Sedangkan jenis padi lainnya rata-rata 90 hari sudah bisa dipanen.

“Padi yang ambruk itu umurnya kisaran 110 hari, jadi sudah siap untuk dipanen,” papar Sumaji.

Hal serupa juga diungkapkan petani Desa Tegalmade, Sugiyarto. Akibat diterjang angin, sejumlah padi yang siap panen miliknya juga ambruk. Meskipun bulir padi yang ambruk itu sebagian bercampur lumpur, namun ia tetap memanennya. Ia khawatir bila padi yang sudah siap panen itu dibiarkan ambruk dan terlalu lama tidak dipanen, maka kualitasnya akan semakin menurun.

“Kualitasnya turun sedikit tidak masalah, daripada tidak laku sama sekali,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya