SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo mengaku kesulitan menindak juru pakir (Jukir) liar yang beraksi di Kota Bengawan ini. Pasalnya, keberadaan Jukir liar tersebut selalu berpindah-pindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

“Kami akui, keberadaan Jukir liar kerap bikin resah warga karena menarik tarif di luar ketentuan. Ada yang Rp 2.000 hingga mencapai Rp 3.000 per kendaraan. Mereka itu ketika sudah mulai terendus, langsung pindah lokasi,” papar Kepala Dishub Solo, Yosca Herman Soedrajad saat ditemui Espos seusai memberi pengarahan ratusan para Jukir di Balaikota, Rabu (5/8).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski demikian, kata Yosca, pendapatan asli daerah (PAD) Pemkot Solo tak terpengaruh sama sekali dengan adanya aksi Jukir liar tersebut.

Pasalnya, pemasukan PAD Pemkot Solo tak langsung dari setoran Jukir, melainkan melalui rekanan atau pengelola wilayah tersebut.

“Namun keberadaanya tetaplah bikin resah warga. Apalagi, ketika ada even-even besar atau even internasional di Solo, maka Jukir liar kerap menjamur dan melakukan pemaksaan kepada pengguna parkir,” paparnya.

Yosca berjani akan memantau Jukir pada even Solo Internastionl Performing Arts (SIPA) yang digelar Jumat-Senin (7-10/8) nanti di Pura Mangkunegaran. Pihaknya mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pengelola lahan.

“Kalau ditemukan adanya tarif di luar batas, maka keanggotannya sebagai Jukir langsung kami cabut,” tegasnya.

Ke depannya nanti, kata Yosca, Dishub akan menekan jumlah lahan parkir dari on the street ke out the street. Menurutnya, jumlah kendaraan di Solo saat ini telah mencapai 240.041 kendaraan roda dua dan roda.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya