Pacitan berkilau di tengah bebatuan kapur

Kabupaten Pacitan terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur. Kabupaten yang berkarakter perbukitan batu dan kering ini menyimpan keindahan fisik, seperti pantai berbatu, gua batu dan ekonomi yang dihasilkan dari bebatuan juga.

Catatan tentang Pacitan itu, dituliskan Harian Jogja, yang berkunjung bersama rombongan dari Biro Umum, Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi DIY pada Selasa (14/6) lalu.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Bermodalkan kondisi daerah tersebut, kini Pacitan yang berbatasan langsung dengan Wonogiri dan terhubung dengan Wososari, DIY melalui jalur selatan pesisir pantai, berkembang melalui berbagai sektor. Di antaranya sektor pariwisata.

Gua Gong dan Gua Tabuhan. Kedua gua tersebut menawarkan kesan eksotisme proses perjalanan usia bumi. Jajaran tiang stalaktit membuat mata terpana utuk mengamati keindahan kendati dikelilingi dengan kegelapan dalam gua. Stalaktit terbentuk dari proses pelarutan air di daerah kapur yang berlangsung terus-menerus dan kontinyu. Tetesan air dari air tanah lama kelamaan menjadi batu kapur yang mengkristal. Keindahan jajaran stalaktit disamping menimbulkan kesan misterius juga menyajikan pemandangan eksotis.

Di samping menyajikan keindahan, stalaktit tersebut dapat berfungsi sebagai instrument musik. Nada yang dihasilkan dari pukulan stalaktit dapat menghasilkan irama yang berbadu harmonis dengan suara dendang penyanyi.

Di tempat wisata tersebut tersimpan pula peluang ekonomi yang dieksplorasi oleh warga setempat. Kerajinan berbagai perhiasan berbahan dasar bebatuan banyak dijual di sana. Seperti Suci, 40, warga Pacitan lebih dari 10 tahun ini menjadi pedagang kerajinan perhiasan batu. Kendati tak seramai saat liburan dan akhir pekan, dengan menjual perhiasan bebatuan Suci dapat menghidupi keluarganya serta dua anaknya. “Warga disini memang sudah akrab dengan perhiasan batu, kami sehari hari bekerja mulai dari membuat perhiasan sampai menjualnya. Ya kami merasa beruntung memiliki kelebihan yang belum tentu dimiliki oleh daerah lainnya,” tandasnya kepada Harian Jogja.

Sektor pariwisata lainnya ialah pantai. Pantai Telengria yang terletak di cekungan bebatuan karang bagian selatan Kabupaten Pacitan ini menyimpan warna air biru kehijauan yang memukau pandangan. Pemandangan lebih indah jika dilihat dari jarak pandang di atas perbukitan. Di kawasan tersebut terdapat pula warung makan yang menyajikan makanan khas Pacitan. Ikan laut panggang dan nasi tiwul yang berbahan dasar ketela pohon.

Motif batik
Bupati Pacitan Indartato menjelaskan disamping potensi wisata, Kabupaten Pacitan memiliki nilai seni yang khas senada dengan Jogja yakni kain batik khas Pacitan. Motif kain batik Pacitan berbeda dengan batik di Jogja. Indartato menjelaskan masih memerlukan peran manajemen untuk membawa hasil seni warga Pacitan ini ketengah masyarakat luas. Dia menyebut proses produksi menjadi kendala yang ditemui oleh pemerintah Pacitan dalam memasarkan produk batiknya. Pasalnya batik batik yang bercorak dinamis itu hanya bisa dilakukan dengan manual perajin. “Di Pacitan tidak ada batik yang berharga di bawah Rp100.000, karena produksi batik masih dilakukan oleh perajin secara manual. Kami masih terkendala dalam melakukan proses produksi karena terbatas dengan pasokan secara manual,” tandasnya.

Berkait dengan DIY, Indartato mengatakan sejak tahun 1999 Kabupaten Pacitan telah melakukan kerja sama dengan Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Tujuannya ialah menyatukan kawasan lintas selatan dengan mengeksplorasi keunggulan daerah yang memiliki kesamaan karakter. “Kerja sama dengan Wonosari kami sebut degan kerja sama Pawonsari, dimaknai pembangunan antara Pacitan, Wonogiri dan Wonosari,” katanya. Pacitan memang tengah mengasah diri agar makin berkilau.(Wartawan Harian Jogja/Rina Wijayanti)

HARJO CETAK