SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Pabrik vaksin palsu, Dinkes Boyolali memastikan vaksin yang dipergunakan asli.

Solopos.com, BOYOLALI–Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali menjamin vaksin yang dipergunakan di fasilitas layanan kesehatan di Boyolali bukan vaksin palsu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Boyolali, Ahmad Muzayyin, menjelaskan vaksin yang digunakan di Boyolali merupakan vaksin yang didistribusikan Dinkes Provinsi Jateng dan diproduksi oleh BUMN PT Biofarma Bandung.

Ekspedisi Mudik 2024

“Jadi vaksin pentavalen yang terdiri atas vaksin dasar yakni BCG,tetanus, DPT, polio, dan hepatitis, yang dipergunakan untuk vaksinasi balita di Boyolali bukan vaksin palsu, aman digunakan,” kata Muzayyin, kepada Solopos.com, Selasa (28/6/2016).

Berdasarkan informasi yang dia terima, vaksin palsu itu dibuat dengan mengoplos vaksin produksi Biofarma. Vaksin palsu menyasar program imunisasi diluar imunisasi dasar seperti hepatitis B dan tiroid.

Dia berharap orang tua yang memiliki balita untuk tidak khawatir dan ragu-ragu karena vaksin yang beredar di Boyolali selama ini aman. “Kalau masih ragu-ragu, silakan berkonsultasi dengan dokter yang sudah dipercaya.”

Kendati demikian, Dinkes akan melakukan pengawasan dan monitoring ke lapangan utamanya di sejumlah klinik bersalin dan poliklinik swasta yang mengadakan kegiatan imunisasi. Pengawasan dilakukan setelah Dinkes berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta, puskesmas, dan klinik yang ada di Boyolali.

Dia mengimbau poliklinik maupun klinik bersalin menggunakan vaksin yang diproduksi PT Biofarma Bandung. Fasilitas kesehatan juga belum menemukan indikasi peredaran vaksin palsu di Boyolali.

Muzayyin mengakui sangat sulit membedakan vaksin asli dan palsu. Perbedaan keduanya hanya bisa diketahui dengan menguji laboratorium. Vaksin palsu tidak akan memberikan dampak positif terhadap kekebalan tubuh anak. Jika pasien atau balita terserang penyakit dari luar maka akan terkena dan menjadi sumber penyakit bagi lingkungan karena tidak memiliki kekebalan tubuh.

“Misalnya, balita diberi vaksin polio palsu. Suatu saat, jika ada serangan penyakit polio liar, maka balita yang mendapatkan vaksin palsu itu akan dengan mudah diserang penyakit polio.”

Seperti diketahui, mencuatnya kasus pembuatan vaksin palsu telah membuat resah masyarakat terutama yang memiiki anak balita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya