SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dokumen)

Harianjogja.com, SEMARANG- Pabrik semen di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang sedang dibangun oleh PT Semen Indonesia dinilai layak operasi karena secara teknis, yuridis, dan bisnis memenuhi syarat.

Budi Sulistyo dari Kelompok Kerja Eksplorasi Sumber Daya Bumi Institut Teknologi Bandung di Semarang, Senin malam (14/7/2014) mengatakan secara teknis tidak ada masalah berarti di lokasi pabrik semen di Rembang. Kawasan resapan air yang sering dipermasalahkan, menurut dia, berada di luar lokasi pabrik di Kecamatan Gunem, Rembang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Terdapat 147 mata air, namun tak satu pun berada di lokasi penambangan,” katanya dalam sarasehan yang digelar Kelompok Diskusi Wartawan (KDW).

Ia menambahkan juga ada 421 cadangan air tanah (CAT) produktif, namun jumlah lebih banyak lagi yaitu CAT tak produktif. Menurut dia, kawasan CAT tidak boleh ditambang lebih dari sekadar mitos, apalagi berdasarkan lokasi, jarak penambangan dengan mata air lebih dari 200 meter.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Jawa Tengah Teguh Dwi Paryono mengatakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43/2008 tentang Air Tanah, penambangan di atas CAT bukan dilarang, melainkan harus mengendalikannya.

“Gunem (lokasi pabrik semen di Rembang) bukan bagian dari kawasan Karst Sukolilo,” katanya.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkewajiban memberi perlindungan kepada PT Semen Indonesia selaku investor pabrik semen di Rembang. Direktur Utama PT Semen Indonesia Dwi Soetjipto dalam kesempatan sama mengatakan sejauh ini pihaknya sudah memenuhi kewajiban mengurus 35 jenis perizinan. Ia menjamin pabrik semen di Rembang yang diproyeksikan dengan kapasitas produksi tiga juta ton per tahun itu memiliki teknologi modern yang sangat ramah lingkungan, dengan emisi debu hanya 30mg/Nm3. PT Semen Indonesia juga memastikan bahwa pabrik di Rembang punya efisiensi tinggi dengan konsumsi daya 730 kcal/kg per clinker.

Mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Ali Mufiz menyarankan PT Semen Indonesia lebih mengedepankan pendekatan persuasif dengan warga, misalnya, dengan menjelaskan tentang untung rugi bila pabrik semen berdiri di lokasi tersebut.

“Berilah jaminan bahwa PT Semen Indonesia akan menanggung seluruh kerugian bila dalam pengoperasian ada risiko di luar perkiraan,” katanya.

Pembangunan pabrik semen di Rembang sampai saat inai masih mendapatkan penolakan dari sebagian warga dan LSM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya