SOLOPOS.COM - Aliran dari mata air yang bersumber dari Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati, Jateng. (kaskus.co.id)

Pabrik PT Semen Indonesia di Rembang yang bakal mengeksplorasi karst Pegunungan Kendeng di eks Keresidenan Pati, Jateng tak putus-putus ditentang warga.

Semarangpos.com, PANGKALPINANGSolidaritas bagi petani Pegunungan Kendeng di eks Keresidenan Pati, Jawa Tengah (Jateng) yang terancam kehilangan sumber air akibat eksplorasi karst oleh pabrik semen di Rembang datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wahana Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung misalnya, Senin (27/3/2017), mengekspose apresiasi kegigihan warga Pegunungan Kendeng di eks Keresidenan Pati, Jawa Tengah (Jateng) yang kukuh menolak pabrik semen di Rembang. Eksplorasi gamping pegunungan kapur utara Jateng itu mengancam kelestarian puluhan sumber air di sejumlah kabupaten sekitar.

Penolakan gigih para aktivis pelestarian lingkungan hidup di eks Keresidenan Pati dinilai mampu menginspirasi perjuangan kelestarian lingkungan hidup di wilayah lain Indonesia. “Kegigihan warga Kendeng dapat menginspirasi aktivis lingkungan di daerah lainnya untuk bergerak bersama memastikan masyarakat mendapatkan hak atas kondisi alamnya,” kata Direktur Walhi Kepulauan Babel Ratno Budi di Pangkalpinang.

Menurut dia, wilayah Kendeng merupakan daerah dengan 75 titik mata air yang terancam keberadaannya akibat aktivitas perambahan perusahaan semen. “Dalam kenyataan sekarang ini industri semen digenjot untuk meningkatkan produksi semen, padahal di sisi lain kondisi lingkungan semakin terancam,” ujarnya.

Menurut dia program pembangunan infrastruktur dalam beberapa tahun terakhir hampir seluruhnya bersinggungan dengan kondisi lingkungan hidup di Indonesia, sehingga dibutuhkan kesadaran terhadap kelestarian ekologi. “Walhi sebagai organisasi lingkungan terus mengkampanyekan agar bencana ekologi tidak terjadi akibat program pembangunan yang mengesampingkan aspek-aspek lingkungan,” ujarnya.

Ia mengatakan para aktivis lingkungan di Kepulauan Babel terus memperjuangan hak atas lingkungan yang baik bagi masyarakat bukan hanya persoalan pertambangan, namun juga permasalahan lingkungan lainnya. “Lingkungan yang baik karena kondisi alam yang tetap terjaga diharapkan dapat memperbaiki taraf kehidupan bagi masyarakat,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya