SOLOPOS.COM - Demonstran anti pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Kabupaten Pati, Jateng mendirikan tenda perjuangan yang didirikan di depan Kantor Gubernur Jateng, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Selasa (2/8/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Pabrik semen yang bakal mengeksploitasi gamping alias karst Pegunungan Kendeng, wilayah eks Keresidenan Pati menuai pro dan kontranya yang diwarnai isu pembakaran musala dan kitab suci Alquran milik warga yang melakukan demonstrasi.

Semarangpos.com, SEMARANG – Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng) membantah kabar yang menyebutkan adanya aksi pembakaran musala, termasuk peralatan untuk salat dan kitab suci Alquran yang ada di dalamnya, milik warga penolak pabrik PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang yang bakal mengeksploitasi gamping atau karst Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol. Djarod Padakova, mengatakan setelah dilakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh aparat Polres Rembang, Sabtu (11/2/2017), diketahui bahwa yang dibongkar dan dibakar oleh sejumlah orang yang diduga merupakan pekerja pabrik semen adalah tenda milik warga pendemo pabrik semen di kawasan Pegunungan Kendeng itu. Tenda-tenda yang dibongkar dan dibakar itu semula berdiri di jalan yang ada di depan pabrik PT Semen Indonesia.

“Jadi yang dibakar itu bukan musala,melainkan tenda yang digunakan sebagai dapur, tempat tidur, dan tempat untuk salat saudara-saudara kita yang sedang berdemo. Hasil olah TKP tenda-tenda itu dibongkar, ditumpuk lalu dibakar. Isu tentang adanya pembakaran musala, Alquran dan peralatan salat tidak benar. Peralatan salat, berupa tikar dan mukena, serta Alquran saat ini telah kami amankan sebagai barang bukti,” tulis Djarod dalam pesan singkat kepada Semarangpos.com, Sabtu malam.

Berdasar informasi yang diterima Semarangpos.com dari siaran pers Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) serta kabar yang beredar di jejaring media sosial, Jumat (10/2/2017) malam, menyebutkan bahwa tenda dan musala yang dibangun warga yang menolak keberadaan pabrik PT Semen Indonesia itu dibongkar dan dibakar oleh sejumlah orang yang diduga berasal dari kalangan pekerja pabrik semen.

Pembakaran itu dilakukan sekitar pukul 19.50 WIB atau Jumat malam, pascawarga penolak pabrik semen menggelar demo pada pagi harinya. Dalam rilis yang juga disertai foto-foto pembongkaran dan pembakaran tenda itu juga menyebutkan saat aksi itu ada sekitar delapan warga tengah berada di dalam tenda yang didirikan di depan jalan menuju pabrik PT Semen Indonesia di kawasan Pegunungan Kendeng, Rembang.

“Pihak Polres Rembang saat ini sudah menerbitkan laporan Polisi dan melakukan pendalaman atas laporan itu. Sudah ada empat orang yang dimintai keterangannya. Besok Senin [13/2/2017], akan diundang lagi beberapa orang saksi untuk dimintai keterangan. Jadi intinya tidak ada pembakaran Alquran dan peralatan salat dalam kasus peristiwa yang terjadi Jumat malam itu,” beber Djarod.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya