SOLOPOS.COM - Pabrik Gula Colomadu, Karanganyar (JIBI/Solopos/Dok)

Pabrik Gula Colomadu akan menjadi lokasi pergelaran budaya.

Solopos.com, SOLO – Pabrik Gula Colomadu yang terletak di Karanganyar, Jawa Tengah, akan menjadi lokasi pergelaran budaya Sardono’s Retrospective, dengan dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta, dan beberapa perusahaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pabrik Gula Colomadu merupakan salah satu cagar budaya di Karanganyar. Saat ini Pabrik Gula Colomadu sudah tidak lagi produktif, namun masih menyimpan cerita sejarah dengan artefak yang memiliki nilai struktur dan visual yang sangat solid dan gigantif karena terdiri dari mesin produksi gula yang terbuat dari logam.

Ekspedisi Mudik 2024

“Terima kasih kepada semua pihak sebagai keluarga besar dan organisasi. Ini adalah suatu pengembangan kreativitas SDM. Kami juga di kementerian bekerja sesuai arahan Mendikbud. Kebudayaan tak bisa lepas dari yang sekarang kita lakukan. Kemendikbud  berkewajiban sebagai kementerian membantu memfasilitasi,” ujar Sekretaris Ditjen Kebudayaan, Nono Adya Supriyatno, saat jumpa pers di Gedung Kemendikbud, Kamis (12/11/2015) siang.

Pabrik Gula Colomadu sebagaimana dilaporkan Kemdikbud.go.id, Kamis, merupakan peninggalan sejarah yang didirikan pada 1861 oleh Mangkunegoro IV. Pabrik ini telah menjadi suatu ikon perubahan ekonomi dari pertanian yang berbasis sawah pada sebuah industri perkebunan. Makna sejarah dan estetika dari Pabrik Gula Colomadu memiliki daya tarik yang inspiratif apabila ditransformasikan sebagai ruang performatif. Oleh karena itu pergelaran kebudayaan sebagai persiapan menuju Singapore International Festival of Arts (SIFA) 2016 ditempatkan di cagar budaya itu, salah satunya Sardono’s Retrospective.

Menuju SIFA 2016, seniman Sardono W Kusumo menggelar pertunjukan yang bersifat inter-kultur, berkarya bersama masyarakat Papua dengan mengangkat tema tentang ikon warisan budaya. Sardono’s Retrospective akan menampilkan gerak-gerak dari aktor dan penari, serta penyanyi yang memenuhi ruang mesin-mesin di Pabrik Colomadu.

Pergelaran tersebut akan diisi dengan penari Papua, penari Serimpi, penari hip-hop, komputerisasi musik elektronik, dan pemutaran film. Di halaman pabrik juga akan ditampilkan pameran kerajinan dan berbagai industri dari masyarakat Kabupaten Karanganyar.

Sardono mengatakan, ia juga mengajak sastrawan senior asal Solo, Sapardi Djoko Damono. Meski di usia senja, karya-karya Sapardi memiliki daya pikat yang kuat, bahkan bagi anak-anak muda. Sardono mencontohkan, saat acara peluncuran atau diskusi buku Sapardi yang berjudul Hujan Bulan Juni, sangat banyak anak muda yang mengantre untuk mendapatkan tanda tangan Sapardi dan berfoto dengannya.

“Seni itu harus mampu meregenerasi. Sapardi Djoko Damono telah membuktikannya. Ia mampu membaca human conscience dari anak-anak muda,” ujar Sardono.

Dalam Sardono’s Retrospective juga akan ditampilkan Expanded Cinema, sebuah terminologi baru dari media film alternatif yang telah mengalami proses shooting selama tujuh tahun dan masih berlangsung hingga sekarang. Selain itu akan ditampilkan juga kostum Sarong Fashion dan kain-kain tradisional.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya