SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani, melihat mesin pengolahan beras milik PT Bumi Manfaat Gemilang di Desa/Kecamatan Karangnongko, Klaten, Rabu (7/7/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Pabrik pengolahan beras modern berdiri di Desa/Kecamatan Karangnongko, Klaten, di bawah bendera PT Bumi Manfaat Gemilang (BMG). Peresmian dihadiri oleh Bupati Klaten Sri Mulyani, Rabu (7/6/2023).

Hadir pula Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya, Ketua DPRD Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, serta jajaran Forkopimda dan pejabat OPD Pemkab Klaten. Mulyani mengatakan pabrik yang dikelola swasta itu menjadi salah satu pabrik pengolahan beras menggunakan peralatan modern dan berkapasitas besar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mulyani meminta agar pabrik itu bisa memprioritaskan serapan gabah dari para petani Klaten dan membeli gabah itu dengan harga yang layak untuk peningkatan kesejahteraan petani.

“Saya sudah bincang-bincang dengan bosnya ini, dan nanti saya berharap bisa bekerja sama dengan para petani di Klaten. Agar saatnya panen, beras-beras dari petani Klaten bisa terserap. Tadi direktur utama sudah saya pertemukan dengan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan biar nanti langsung berkoordinasi dengan kelompok tani,” kata Mulyani seusai peresmian.

Mulyani juga meminta agar pabrik beras dengan peralatan modern itu bisa ikut mempromosikan beras dari padi varietas asli Klaten yakni Rajalele Srinuk dan Srinar. Hal itu menyusul pemasaran produk beras dari pabrik tersebut sudah merambah di tingkat nasional.

Direktur Utama PT BMG, Mohammad Ibrahim Al Asy’ari, menjelaskan pabrik itu sebelumnya berupa penggilingan padi skala kecil yang dirintis sejak 2001. Awalnya, kapasitas produksi tempat penggilingan padi itu sekitar 750 kg atau 7,5 kuintal per hari.

Kerja Sama dengan Kelompok Tani

“Itu pun masih nyelepke di tempat penggilingan lain. Kemudian berasnya dijual dari satu warung ke warung lain dari pasar ke pasar. Alhamdulillah kami dipercaya dari beberapa mitra dan toko, warung, serta universitas, permintaan meningkat,” kata pria yang akrab disapa Ibra itu.

Lambat laun, kapasitas produksi pabrik penggilingan beras itu terus meningkat didukung akses modal dari perbankan. “Alhamdulillah dari 7 kuintal meningkat menjadi 3 ton kemudian meningkat menjadi 15 ton, 70 ton, 100 ton, hingga saat ini,” kata Ibra.

Kapasitas produksi pabrik pengolahan beras itu saat ini mencapai 500 ton per hari. Pemasaran beras dari pabrik itu menjangkau ke berbagai wilayah termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan daerah-daerah lainnya.

Soal pasokan bahan produksi, Ibra menuturkan pabrik itu menyerap beras pecah kulit untuk diolah menggunakan beras menggunakan peralatan modern. “Kami menampung pecah kulit agar selepan lain tetap jalan,” ungkap dia.

Soal harga pembelian bahan produksi, Ibra menjelaskan bahan baku dibeli dengan harga di atas harga pembelian pemerintah (HPP). “Kami membeli [gabah] pecah kulit dengan harga lumayan di atas HPP. Untuk HPP pecah kulit itu sekitar Rp8.900-Rp9.000 per kg. Kami beli Rp9.200 per kg, pastinya sesuai dengan spesifikasi,” kata dia.

Ibra mengatakan saat ini pabrik beras itu menjalin kemitraan dengan sekitar 616 kelompok tani yang tersebar di Klaten, Demak, Ngawi, dan daerah lainnya. Sekitar 30 persen bahan baku dari total kebutuhan diserap dari petani Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya