Solopos.com, SOLO — Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Biodiversitas (P3BB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo melakukan penyuluhan kepada petani anggrek Desa Plosorejo, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Penyuluhan dilaksanakan beberapa waktu lalu, di tengah pandemi Covid-19 tengah melanda. Kegiatan yang digelar dengan tema “Pendampingan Agribisnis Anggrek Hibrida” itu dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian Program Kemitraan Masyarakat.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
6 Tanaman Depan Rumah Ini Kata Fengsui Bikin Hoki
Penyuluhan untuk petani anggrek itu disampaikan oleh Ketua Tim PKM UNS, Sri Hartati, yang juga Ketua P3BB LPPM UNS. Ia menyampaikan antara lain tentang potesi bisnis anggrek. Ia meyakinkan bahwa peluang bisnis budi daya anggrek sangat menguntungkan, apalagi di masa pandemi Covid-19 ini.
Teknik Pesat Berkembang
Selain itu, sambungnya, perkembangan teknik budi daya anggrek hibrida di Indonesia sangat pesat. “Menurut pengamatan kami selama ini, petani anggrek di Plosorejo hanya berbisnis dengan cara membeli bibit yang sudah besar [remaja] dan dibesarkan selama empat sampai enam bulan lalu dijual. Ini kurang menguntungkan karena harga bibit melangit dan sulit didapat,” ujarnya Senin (5/11/2020).
5 Simbol Ini Kata Fengsui Bikin Rumah Penuh Rezeki
Karena itulah, ketua P3BB LPPM UNS itu mengajak petani anggrek Plosorejo untuk berbisnis dengan cara memelihara anggrek dari botol hasil kultur jaringan. Memang dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan yang paling sulit adalah teknik aklimatisasi, yakni mengeluarkan bibit anggrek dari dalam botol dan memindahkan ke pot.
Oleh karena itu tim PKM UNS memberikan pelatihan, praktik, dan pemberian bantuan bibit sebagai modal. Diharapkan pelatihan dapat meningkatkan keterampilan dan ekonomi mereka.(*)
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos