SOLOPOS.COM - Tumpukan sampah di TPA Troketon, Kecamatan Pedan ditumpuk dan ditimbun menggunakan tanah, Kamis (24/2/2022). Ketinggian tumpukan sampah itu diperkirakan mencapai sekitar 5 meter. (Solopos/TAufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak dua tempat pembuangan sementara (TPS) sampah di Pasar Tradisional Klaten ditutup beberapa waktu terakhir ditutup. Penutupan dilakukan menyusul volume sampah yang dibuang ke TPS melebihi kapasitas.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Klaten, Srihadi, mengatakan kedua TPS yang ditutup, yakni di Pasar Totogan, Kecamatan Ngawen dan satu pasar di wilayah Kecamatan Polanharjo. Selain TPS di pasar, ada TPS di dekat Pasar Delanggu yang ditutup.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Tetapi sudah diselesaikan semua. Di Delanggu ada TPS3R yang mengambil di sekitar TPS yang ditutup,” kata Srihadi saat ditemui di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (30/5/2022).

Penutupan sejumlah TPS itu dilakukan menyusul jumlah sampah yang dibuang ke TPS melebihi kapasitas. Dia mencontohkan seperti TPS di Pasar Totogan.

“Yang Pasar Totogan karena sebenarnya TPS di sana disediakan untuk pasar. Ternyata warga dari luar itu banyak yang membuang di sana sehingga melebihi kapasitas. Akhirnya ditutup,” kata dia.

Baca Juga: Jijik! Sampah Menumpuk di Jembatan Sido Dadi Perbatasan Pedan-Trucuk

Terkait bermunculannya TPS liar, Srihadi berharap pemerintah di wilayah ikut memberikan sosialisasi sekaligus edukasi. Pengelolaan sampah tak bisa hanya mengandalkan pemerintah daerah.

Srihadi menjelaskan produksi sampah warga Klaten diperkirakan mencapai 200 ton per hari. Dari jumlah itu, sekitar 95 ton sampah terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Desa Troketon, Kecamatan Pedan. Sisanya ada yang dikelola di TPS3R serta dikelola mandiri oleh warga.

“Di Klaten ada 28 lokasi TPS3R. Semuanya masih aktif dengan dinamika masing-masing. TPS3R mampu mengurangi hampir 20 persen yang terangkut ke TPA,” jelas dia.

Terkait asal volume sampah yang terangkut ke TPA, Srihadi menjelaskan selama ini DLH melayani 258 TPS yang tersebar di seluruh wilayah Klaten. TPS itu menyebar di permukiman, sekolah, pasar, hotel, sarana pelayanan kesehatan, dan lain-lain.

Baca Juga: Bikin Kumuh! Sampah Menggunung di Jl. Terminal Penggung-Stasiun Ceper

“Masih memungkinkan untuk bertambah pelayanan,” ungkap dia.

Salah satu TPS yang sempat overload, seperti di tepi jalan raya Juwiring-Delanggu, Desa Juriwing, Kecamatan Juwiring. Sampah menumpuk hingga ke tepian TPS.

Melubernya sampah di TPS itu terjadi sejak TPS di dekat Pasar Delanggu ditutup. Belakangan, TPS di tepi jalan raya itu ditutup.

“Sudah ditutup. Tetapi beberapa waktu kemudian di sisi kanan dan kiri jadi tempat pembuangan lagi. Usulan saya kalau bisa ditambah penerangan dan pengawasan di TPS yang ditutup itu,” kata salah satu warga Kecamatan Juwiring, Endra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya