SOLOPOS.COM - Otong (Foto: Detik.com)

Otong (Foto: Detik.com)

JAKARTA–Otong Gunawan, 64, namanya menyita perhatian publik karena memiliki 37 istri. Selain itu namanya moncer karena tanpa obat kuat dia mengaku pernah bercinta dengan 40 wanita dalam waktu dua jam. Kini dia harus menghentikan petualangannya. Dokter telah memvonisnya terkena penyakit diabetes. Namun penyakit itu tidak membuatnya kapok sebab jika sudah sembuh maka dia akan kembali menjalani pertualangan di kehidupan kelam tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sekarang sudah cukup bertualangnya karena sudah sakit diabetes,” kata Otong saat ditemui detikcom di kios obat kuat miliknya di kawasan Pasar Induk Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (7/9/2012).

Tanpa malu-malu dia mengaku akan berpetualang dari perempuan satu ke perempuan lainnya hingga ajal menjemput. Dia mengaku tobat bermain dengan PSK setelah sempat terkena penyakit kelamin sipilis. “Tapi kalau saya dikasih sembuh, saya nggak insyaf. Sekarang pantangan makanannya sate kambing dan seafood,” ujarnya.

Saat ini Otong mempunyai istri sah satu orang bernama Wani dan dikarunia lima anak. Selain itu dia mempunyai dua istri yang dinikahi siri dengan masing-masing memberikan satu anak. Cucunya kini 10 orang.

Selain ketiga istri tersebut, dia sempat mengawini 35 perempuan lain dengan umur pernikahan dua bulan hingga dua tahun. Otong — pedagang obat kuat di Pasar Induk Beras Cipinang — mengaku sudah tidak ingat lagi nama-nama mantan istrinya tersebut.

39 Tahun lalu, Otong Gunawan menikahi Wani. 5 Anak lahir sebagai buah cinta mereka berdua. Namun romantisme di antara keduanya mulai pudar dan padam saat Otong mulai suka main perempuan. Bahkan Wani tidak tahu kalau Otong punya 37 istri.

“Saya tidak tahu kalau bisa sampai 37 istrinya. Yang saya tahu hanya 3-4,” ujar Wani saat ditemui detikcom di kediamannya, Gang Nangka, Jalan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (7/9/2012).

Wati mengenal Otong pada 1971. Pria berhidung mancung itu dikenal Wani sebagai penjual beras bersama temannya. Saat pacaran, Otong kerap datang ke rumah Wani saat malam Minggu. Saat itu mereka menghabiskan malam Minggu dengan mengobrolkan banyak hal. Tidak ada bioskop atau makan malam di rumah makan. Sederhana tapi sangat romantis untuk Wani dan Otong.

Ketika Otong melamar ke rumahnya, Wani dan orang tuanya menerima dengan baik. 1973 pun digelar pernikahan Wani dengan pria yang bernama asli Tjian Kim Lui ini dengan tata cara Buddha.

Pada tahun 1975 saat Wani mengandung anak kedua, Otong pernah tidak pulang ke rumah. Wani pun mengancam akan memberikan anak itu kepada orang lain, jika Otong tak pulang-pulang. Untunglah Otong mau mendengar.

Ketika pernikahan mereka berusia hampir tiga puluh tahun, Otong dan Wani tak lagi tinggal satu rumah. Kendati Otong tak pernah memberi nafkah untuk keluarganya, namun mereka tidak bercerai.

Menurut Wani, saat ini dirinya sudah tidak punya perasaan cinta kepada Otong. “Sudah nggak sukalah. Sudah dari 9 tahun lalu, kita nggak pernah berhubungan badan,” sambung dia.

Perceraian tidak diurus Wani karena menurutnya hanya akan buang-buang uang. Yang terpenting adalah keduanya tidak lagi tinggal bersama dan para tetangga sudah tahu hal itu.

Wani menuturkan Otong tak lagi memberi nafkah karena sudah tak punya uang. Sebab kalau punya uang, Otong akan bertindak royal kepada siapa saja. Jangankan keluarga, orang lain pun diberi uang oleh Otong. Saat ini isi dompet otong terkadang masih berpindah ke tangan cucu-cucunya. Setidaknya Rp 20 ribu dia berikan untuk cucu-cucunya.

Di mata Wani, sebenarnya Otong adalah pria yang baik. Otong tidak pernah main tangan saat mereka bertengkar. Kelemahan Otong adalah perempuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya