SOLOPOS.COM - Mobil modifikasi (JIBI/Harian Jogja/dok)

Mobil modifikasi (JIBI/Harian Jogja/dok)

Bisakah mobil modifikasi menjadi barang investasi? Bisakah harga purna jual lebih tinggi, sebanding dengan modal untuk memodifikasi kendaraan? Laporan berikut ini mungkin bisa menjadi gambaran untuk Anda.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Pemilik Bengkel Modifikasi Laris Abadi Ayodya Danang menceritakan penjualan mobil modifikasi cenderung lama karena kalangan yang menyukai mobil tersebut sangat segmented.

Jadi sebaiknya, kata Danang, jika berniat menjual mobil jangan pernah berpikir untuk memodifikasi. “Daripada rugi dan lakunya lama,” ujarnya saat ditemui di bengkelnya Jalan Raya Kayen Malangrejo No.17 Wedomartani, Sleman, Minggu (8/7).

Harga jual mobil modifikasi dinilai Danang tak terlalu menguntungkan. Misalnya harga jual mobil bisa lebih tinggi, itu bukan karena keuntungan yang diperoleh akan besar. Melainkan karena ditambah ongkos modifikasi. Danang mencontohkan, jika harga suatu mobil Rp120 juta ditambah ongkos modifikasi sebesar Rp30 juta, maka harga jual mobil tersebut menjadi Rp150 juta.

“Untungnya sedikit, kecuali jika mobil tersebut dimodifikasi dan pernah menjadi juara di even tertentu, harganya baru akan lebih mahal dan menguntungkan,” ujarnya.

Capai Rp500 Juta

Tren memodifikasi mobil kini kian laris di kalangan anak muda dan pengusaha berkantong tebal di Jogja. Demi mendapatkan mobil dengan desain bergaya Eropa atau Jepang, sang pemilik begitu enteng merogoh kocek meski harus menghabiskan setengah miliar rupiah.

Salah satu tempat reparasi mobil yang kini tengah digandrungi yakni Kupu-Kupu Malam yang beralamat di Jalan Magelang, Jogja. Di tempat ini setiap harinya empat hingga 10 mobil dipermak hingga menghasilkan tampilan yang mengagumkan.

Autorized Dealer Kupu-Kupu Malam, Iwan Suparjoko, Sabtu (7/7) mengatakan, modifikasi yang dilakukan mulai dari mengubah desain interior seperti jok diganti dengan sofa, audio mobil serta berbagai interior lainnya. Desain luar mobil juga dapat dimodifikasi, mulai dari velg, pintu hingga bentuk badan mobil.

Seperti yang saat ini tengah tren yakni pintu mobil yang bisa membuka ke atas tak lagi ke samping. Tren pintu mobil seperti ini dinamai tipe wing atau bentuk sayap. Ada pula badan mobil yang diganti lebih besar. “Kalau trenya banyak, ada yang tren mobil sport atau elegan,” kata Iwan.

Berbagai tren modifikasi tersebut kebanyakan berkiblat ke Eropa dan Jepang yang memang lebih maju dan unggul dalam hal modifikasi mobil. Adapun jenis mobil yang direparasi menyeluruh, merek apapun bisa. “Semuanya bisa ada yang Avanza, VW, Mercy. Kalau Mercy biasanya dimodifikasi untuk tipe elegan,” ujarnya.

Soal harga jangan ditanya lagi. Biaya modifikasi mobil demi fashion ini mencapai hingga Rp500 juta atau berkali lipat harga mobil baru sejenis Avanza. Besar kecilnya biaya sangat tergantung seberapa banyak bagian mobil yang dimodifikasi. “Ada yang hanya Rp100 juta, Rp200 juta tergantung bagian mana. Ada yang cuma mengubah interiornya,” ungkapnya.

Meski dibanderol selangit peminat modifikasi mobil ini kian meningkat. Kebanyakan mereka adalah anak muda pendatang dari luar Jogja atau pengusaha. “Sehari biasanya menggarap empat sampai 10 mobil. Lama pengerjaanya bisa tiga bulan sampai satu tahun,” lanjut Iwan.

Soal harga purna jual menurutnya, sangat tergantung siapa yang membeli. Bila pembelinya adalah mereka yang memang merasa puas dengan desain mobil modifikasi dipastikan harganya meroket.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya