SOLOPOS.COM - Damar Sri Prakoso (Istimewa/Solopos)

Pendaftaran pasangan calon di Pilkada Solo secara resmi baru dibuka pada 27-29 Agustus 2024. Saat ini belasan nama dimunculkan dan terus diperbincangkan. Sayangnya, dari nama-nama kandidat kuat calon Wali Kota Solo yang beredar, sosok perempuan masih minoritas.

Hanya ada tiga nama perempuan dari total 12 nama yang menjadi kandidat kuat calon Wali Kota Solo versi Solo Raya Polling. Ketiga orang itu yakni Rektor Unsa Astrid Widayani, Ketua DPD Partai Golkar Solo Sekar Tandjung, dan Yashinta Sekarwangi Mega, putri politikus PDIP Aria Bima.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Sebelumnya, figur potensial Cawali-Cawawali Solo disebut mengerucut kepada 28 orang. Dari jumlah itu, enam di antaranya merupakan sosok perempuan. Mereka adalah Sekar Tandjung, Astrid Widayani, anggota DPRD Solo Dinar Retna Indrasari, pengusaha dan pegiat sosial Diah Warih Anjari, putri K.G.P.H.A .Tedjowulan BRA Putri Woelan Sari Dewi, dan GM The Sunan Hotel Solo Retno Wulandari.

Dari nama-nama figur potensial yang beredar itu, K.G.P.A.A. Mangkunagoro X sampai saat ini masih menjadi primadona dan digadang-gadang sebagai calon potensial pengganti petahana Gibran Rakabuming Raka. Belakangan nama Kaesang Pangarep, anak bungsu Presiden Joko Widodo juga diperbincangkan untuk Pilkada Solo.

Tahapan pilkada masih panjang. Konstelasi politik juga masih sangat cair dan membuka kemungkinan-kemungkinan baru.

Pasal 40 ayat (1) UU Pilkada menyebutkan partai politik atau gabungan partai politik dapat mendaftarkan pasangan calon jika telah memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPRD atau 25% dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan.

Jumlah kursi DPRD Solo adalah 45 kursi, berarti 20% dari 45 kursi adalah 9 kursi yang harus dikantongi untuk maju Pilkada Solo. Komposisi kursi DPRD Solo berdasarkan hasil pleno tingkat kecamatan pada Pemilu Legislatif 2024 adalah PDIP (20), PKS (7), Gerindra (5), PSI (5), Golkar (3), PAN (3), PKB (2).

Hitung-hitungan komposisi itu memunculkan spekulasi bakal ada tiga poros dalam Pilkada Solo. Dengan catatan, hal itu merujuk pada poros koalisi saat Pilpres 2024.

Poros pertama, koalisi Gerindra, PSI, Golkar dan PAN. Gibran yang menjadi metronom koalisi sudah sering meng-endorse Mangkunegara X. Jika Prabowo Subianto merestui, tinggal menentukan saja siapa wakilnya.

Jika kata kuncinya adalah anak muda dan harus dari unsur partai politik, Kaesang sebagai ketua umum PSI bisa diduetkan dengan Mangkunegara X. Atau, Sekar Tandjung di kubu Golkar bisa menjadi pilihan yang cukup kuat. Mereka bisa memberi warna duet calon pemimpin yang mewakili semua gender.

Jika kata kuncinya perempuan dan bukan dari unsur partai politik, Astrid Widayani atau Retno Wulandari cukup menjanjikan.

PKS dan PKB jika bergabung untuk Pilkada Solo, mereka bisa mengusung calon sendiri. Wakil Ketua DPRD Solo Sugeng Riyanto bisa jadi cawali dari PKS. Wakilnya dari PKB. Bisa Ketua PCNU Solo, Mashuri, yang namanya juga muncul sebagai kandidat potensial. Bisa juga tokoh lain yang disodorkan PKB.

Poros ketiga tentu saja PDIP. Sebagai peraih kursi terbanyak, ada kemungkinan PDIP Solo akan mengusung calon sendiri. Dari internal PDIP, Teguh Prakosa layak direkomendasikan karena punya bekal pengalaman memimpin Solo pada periode pertama bersama Gibran.

Jika memilih pendamping Teguh dari internal pula, ada Her Suprabu (Ketua Bappilu DPC PDIP Solo) dan Rheo Fernandez (putra Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo).

Jika memilih wakil dari eksternal, nama Astrid Widayani patut dipertimbangkan untuk menarik suara dari kalangan perempuan dan anak muda di luar PDIP. Kiprah dan kontribusi Astrid Widayani untuk Solo juga sudah tak diragukan lagi.

Hadirnya perempuan dalam kontestasi juga bakal menambah daya tarik Pilkada Solo. Sebab selama ini belum pernah ada perempuan yang diusung dalam Pilkada Solo. Ini bakal mendobrak sejarah dan bisa jadi akan mengubah peta politik di Solo juga.

Tapi akan lain ceritanya juga jika tiba-tiba PDIP meminang Mangkunagoro X dan menguncinya sebagai calon wali kota dan merelakan Teguh Prakosa sebagai calon wakil wali kota. Keputusan akhir, tentu kembali ke Mangkunegara X sendiri. Jika mengiyakan, Pilkada Solo dijamin makin menarik.

Namun jika kemudian Mangkunagoro X lebih memilih mengikuti Pilkada Solo melalui jalur independen, ini bakal tambah menarik lagi. Wakilnya tentu saja bukan dari unsur partai politik. Astrid Widayani atau Retno Wulandari saya kira bisa melengkapi itu. Mereka bahkan bisa juga menjadi poros keempat dalam Pilkada Solo dan melawan hegemoni partai politik pengusung pasangan calon. Hal itu bukan sesuatu yang tidak mungkin, asalkan ada daya dukung penuh dari sukarelawan dan Gibran di belakang mereka.

(Artikel ini telah dimuat di Koran Solopos edisi 22 Maret 2024. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya