SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Ratusan orang tua siswa pemegang kartu Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta (BPMKS) kecewa karena ditolak saat mendatangi toko mitra BPMKS, Sabtu (23/12/2018).

Mereka khawatir saldo mereka bakal dikosongkan jika tak segera memanfaatkan dana BPMKS hingga Senin (24/12/2018). Akibatnya orang tua siswa pemegang kartu BPMKS berbondong-bondong datang ke toko yang menjadi mitra BPMKS.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Toko mitra BPMKS terpaksa menolak melayani karena sudah kewalahan dan melebihi batas kuota. Salah satu orang tua siswa pemegang kartu BMPKS asal Pasar Kliwon, Septianing, 39, mengaku tak bisa masuk ke beberapa toko mitra BPMKS.

“Kemarin [Sabtu] saya datang ke beberapa toko mitra seperti Penni dan Sami Luwes tapi saya enggak bisa masuk karena kuota pengguna kartu BPMKS sudah melebihi batas,” ujarnya, Minggu (23/12/2018).

Ekspedisi Mudik 2024

Akhirnya pada Minggu Septi mendatangi toko mitra lainnya, Tunas Mekar. Dia datang dan mengantre di toko itu sejak pukul 08.00 WIB karena tak ingin ditolak lagi.

“Sudah diniati dari rumah berangkat pagi supaya masuk dan membelanjakan untuk keperluan sekolah anak,” ujarnya.

Belakangan ia mendapat informasi batas akhir masa pemanfaatan kartu BPMKS yang semula Senin (24/12/2018) diperpanjang hingga Kamis (27/12/2018).

“Saya kemarin Sabtu sampai nangis karena tak bisa masuk ke toko mitra padahal infonya per tanggal 24 Desember saldo sudah dikosongkan. Tapi tadi pagi [Minggu] saya baca info batas waktunya diperpanjang,” ujarnya.

Ia mengatakan menerima dana BMPKS sejak Jumat (21/12/2018) dan sudah ditolak toko pada Sabtu. “Iya uang saya terima pada Jumat senilai Rp450.000 terus tanggal 24 harus habis. Gimana saya enggak pusing,” ujarnya.

Menurut pantauan Solopos.com, Minggu pukul 08.00 WIB ratusan pemegang kartu BPMKS memadati beberapa toko mitra seperti Sami Luwes dan Tunas Mekar. Mereka memadati pintu masuk Sami Luwes hingga parkiran motor.

Mereka menunggu toko mitra tersebut buka sambil menceritakan keluh kesah mereka mengenai penolakan di beberapa toko mitra lainnya.

Warga Laweyan, Dwi Utami, 42, bahkan mengaku sudah mendatangi lima toko dan semua menolak karena staf toko tersebut kewalahan melayani pembeli dari kalangan pemegang kartu BPMKS.

“Saya sudah lima kali ditolak di beberapa toko mitra seperti Serba Penni, Luwes Kestalan, Sasami, Luwes Gading, dan Mardi Rahayu. Mereka kebanyakan mematok batas jumlah pengunjung yang datang, apalagi barang tak bisa langsung diambil harus menunggu hari berikutnya untuk mengambil barangnya,” ujarnya di Sami Luwes.

Dwi mengaku di Luwes Gading tak semua barang bisa dibayar menggunakan kartu BPMKS. “Iya kemarin sepatu di sana cuma beberapa merek dan tidak semua barang bisa dibayarkan menggunakan kartu BPMKS. Banyak kasir yang mengeluh harus bolak balik mengecek barang ada atau tidak ada. Ini yang menghabiskan banyak waktu banyak. Terkadang mesin pembayaran BPMKS eror, tak muncul nama pengguna, ” ujarnya.

Dwi berterimakasih kepada Pemerintah Kota Solo karena sudah diberikan bantuan. Tetapi bantuan ini jika tak dihabiskan saldo akan hilang semua.

“Masalahnya yang pegang kartunya banyak dan toko mitra dibatasi hanya 100 pengunjung per toko. Uang akan hangus jika saldo tak dihabiskan,” ujarnya.

Kasir Sami Luwes Lita Talita mengakui kewalahan harus mengecek beberapa barang yang bisa dibeli pengunjung menggunakan kartu BPMKS.

“Bolak balik ngecek, tidak semua barang bisa dibayarkan menggunakan kartu BPMKS,” ujarnya.

Karenanya ia menambahkan tokonya membatasi 80 pengunjung pemenang BPMKS dalam sehari. “Mesinnya kadang juga tidak bisa diajak kerja sama jadi saya harus mengurangi jumlah pengunjung. Apalagi kami semua harus menata barang-barang yang sebelumnya dibeli pengunjung agar esok harinya bisa diambil,” ujarnya.

Ia berharap Pemkot memberikan tiga hingga lima mesin pembayaran per mitra agar memudahkan dalam meng-input data barang yang dibeli pengunjung.

“Ya saya harap agar mesin pembayarannya ditambah agar pengawai tak kewalahan,” ujarnya

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, saat dijumpai di Loji Gandrung menjelaskan ihwal penggunaan kartu BPMKS di toko mitra. “Pemegang harus membawa kartu BPMKS dan Kartu Identitas Anak [KIA] ke toko mitra lalu menggesekkan kartu ke alat pembaca. Lalu muncul data siswa dan toko mitra memilih barang yang tertera pada katalog lalu jika sudah toko mitra mencetak struk,” ujarnya.

Rudy menyatakan sudah menerima banyak keluhan masyarakat. “Nanti saya akan rapatkan di hari Rabu [26/12/2018],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya