SOLOPOS.COM - Situasi SMPN 2 Sukoharjo lengang setelah penerapan kembali pembelajaran jarak jauh (PJJ), Selasa (8/2/2022). (Solopos-R Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kegiatan pembelajaran tatap muka atau PTM di Kabupaten Sukoharjo dihentikan mulai hari ini, Selasa (8/2/2022), dan diganti dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring. Hal itu menyusul peningkatan kasus Covid-19 yang terdeteksi di Kabupaten Makmur dan munculnya klaster sekolah di Kartasura.

Menyikapi kebijakan Pemkab Sukoharjo yang menghentikan PTM di sekolah, kalangan orang tua siswa dan guru mengaku kecewa. Mereka menilai penerapan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak efektif dan memunculkan beragam permasalahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com di sejumlah SMPN di Sukoharjo, Selasa, tak ada aktivitas siswa di ruang kelas. Orang tua siswa yang biasanya menunggu untuk menjemput anaknya di pintu gerbang sekolah, tak kelihatan. Hanya beberapa guru sekolah yang bertugas piket di ruang guru.

Baca juga: Sukoharjo Setop PTM! Mulai Besok hingga Akhir Februari Kembali ke PJJ

Ekspedisi Mudik 2024

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMPN 2 Sukoharjo, Utami Murwaningsih, mengatakan para guru memberikan materi pelajaran kepada siswa secara dalam jaringan (daring) melalui aplikasi Google Classroom dan Whatsapp.

“Sebenarnya, penerapan metode PJJ kurang maksimal dan tidak efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Para siswa juga tidak fokus karena menerima materi pelajaran di rumah. Mereka sambil bermain atau beraktivitas di rumah,” kata dia, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa.

Dua Dosis Vaksin

Utami menyebut pola pengajaran metode PJJ tak jauh berbeda sejak munculnya pandemi Covid-19 pada Maret 2020. Hampir setahun lebih, kegiatan belajar mengajar menerapkan metode PJJ sebagai bagian dari upaya pencegahan pandemi Covid-19. Pengerjaan tugas sekolah diberi waktu sampai pukul 21.00 WIB.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Sukoharjo Aktifkan Lagi Satgas Jaga Tangga

Orang tua salah satu siswa SMPN 3 Sukoharjo, Lisna, mengaku bingung terhadap kebijakan pemerintah yang menghentikan total kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah. Padahal sebagian besar anak berusia 6 tahun-11 tahun sudah menerima dua dosis vaksin. Mereka sangat antusias mengikuti PTM di sekolah lantaran bertemu dengan teman dan guru.

“Sebaiknya, kegiatan PTM di sekolah terus berjalan dengan pengurangan jumlah siswa maksimal 50 persen atau 25 persen. Ini solusi agar para siswa tak kehilangan semangat belajar,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, mengatakan kegiatan PTM di sekolah dihentikan sementara selama Februari. Hal ini merespons lonjakan kasus Covid-19 selama sepekan terakhir.

Baca juga: Rusak Lagi, Ini Fakta-Fakta Underpass Makamhaji di Kartasura Sukoharjo

“Kegiatan belajar mengajar kembali menerapkan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) seperti pada tahun lalu. Terlalu berisiko bagi pelajar saat mengikuti kegiatan PTM di sekolah di tengah tren peningkatan kasus Covid-19,” kata dia, saat ditemui wartawan, Senin (7/2/2022).

Bupati menyebut telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo ihwal penghentian PTM di sekolah. Dia tak ingin muncul klaster baru Covid-19 yang berasal dari sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya