Solopos.com, KARANGANYAR — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Karanganyar menyebut pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) pada Senin hingga Rabu (21-23/6/2021) sebagai bentuk kemunduran.
Kepala Disdikbud Kabupaten Karanganyar, Tarsa, menyampaikan itu saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Kamis (24/6/2021). Tarsa mengomentari pertanyaan Solopos.com perihal pelaksanaan PPDB tahun ini di masa pandemi Covid-19.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Iya, [ada anggapan sejumlah orang tua] PPDB lebih mantap datang ke sekolah. Itu terjadi kemunduran. Saya kaget,” kata Tarsa.
Seperti diberitakan sebelumnya, di Kabupaten Karanganyar terdapat 51 SMP negeri di mana 45 sekolah menyelenggarakan PPDB secara online. Tetapi, fakta di lapangan, semua sekolah tidak melaksanakan PPDB online. Mereka melaksanakan PPDB semionline.
Baca juga: PPDB Online Tapi Ortu & Calon PDB Masih Daftar ke Sekolah, Pemerintah Bisa Apa?
Orang tua siswa datang ke sekolah bersama calon peserta didik baru (PDB) untuk mendaftar. Tarsa menduga kondisi itu terjadi karena mereka tidak percaya diri mendaftar melalui online. Padahal sistem sudah ditata sedemikian rupa.
“Terlalu lama di rumah bisa jadi malah membuat mereka semakin tidak percaya diri. Orang tua enggak percaya diri, demikian halnya anak enggak percaya diri,” ungkapnya.
Disdikbud Karanganyar seolah sudah memprediksi orang tua siswa akan datang ke sekolah meskipun sudah diumumkan bahwa PPDB secara online. Buktinya, pihak sekolah sudah menyiapkan sarana prasarana penunjang pelayanan PPDB secara langsung atau tatap muka.
“Kami itu mengutamakan [PPDB] online tapi kan kami juga melayani mereka yang offline. Banyak yang pilih offline,” ungkapnya.
Baca juga: Ada 5.000 Vaksin Covid-19 untuk Pelaku UMKM & Ritel Karanganyar, Ini Link Pendaftarannya
Hal senada disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikbud Karanganyar, Endang Tri Hadining. Endang sudah menerima laporan pelaksanaan PPDB.
“Iya, online tapi di sekolah memakai komputer sekolah kan. Kemudian verifikasi langsung. Hari pertama kelihatan kerumunan. Ada yang dipantau Satpol PP juga terutama kerumunan. Diimbau untuk lebih menggerakkan panitia yang bertugas agar mengatur tidak ada kerumuna dan bisa jaga jarak,” tutur Endang saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat.
Mengurangi Mobilitas
Endang menuturkan pemerintah tidak bisa menyalahkan pihak manapun perihal PPDB awal pekan ini. Tetapi, dia berharap pengertian masyarakat bahwa kondisi saat ini pandemi sehingga harus mengurangi mobilitas dan menerapkan protokol kesehatan.
“Harapan kami ke depannya bisa online murni. Tapi kembali lagi siap atau enggak dan orang tua mau upload. Kami kan juga mengantisipasi jangan sampai ada gejolak di masyarakat. Makanya kami usahakan PPDB online, tapi ya disediakan sarana PPDB tatap muka,” jelas dia.
Endang mengungkapkan orang tua dipersilakan datang ke sekolah untuk PPDB, tetapi dengan catatan betul-betul tidak mampu melakukan PPDB online. Faktanya, hampir semua orang tua siswa memilih datang ke sekolah dengan berbagai alasan.