SOLOPOS.COM - Ratusan anggota Gafatar tiba di Asrama Haji Donohudan, Senin (25/1/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Ormas Gafatar, Pemprov Jateng meminta agar Mensos memulangkan anggota Gafatar asal Sumatra Utara.

Solopos.com, BOYOLALI–Dinas Sosial (Dinsos) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng meminta kepada Menteri Sosial (Mensos) membantu memulangkan mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang masih bertahan di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Sub Bidang Pemilu, Pendidikan, dan Budaya Politik Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Jateng, Haerudin, mengatakan sudah hampir sebulan sebanyak 302 orang mantan pengikut Gafatar asal Sumut bertahan di Donohudan. Rencana kepulangan mereka sampai sekarang belum ada kejelasan dari Pemprov Sumut.

“Pemprov Jateng ikut berusaha membantu memulangkan 302 orang asal Sumut dengan meminta bantuan kepada Mensos,” ujar Haerudin saat dihubungi Solopos.com, Jumat (26/2/2016).

Haerudin mengatakan barang bawaan mantan pengikut Gafatar sudah dibawa ke Sumut dengan menggunakan truk pertengahan Februari. Namun, soal penjemputan tidak mengetahui kapan dilakukan Pemprov Sumut.

“Kami mendapatkan informasi dari Pemprov Sumut masih menunggu persetujuan dari Mendagri [Menteri Dalam Negeri] guna proses pencairan dana tak terduga,” kata dia.

Ia mengatakan butuh anggaran besar untuk memulangkan mereka ke daerah asal karena menunggu pencairan dana tidak terduga. Menangani pengungsi Gafatar adalah bukan bencana luar biasa sehingga tidak mudah menggunakan dana tidak terduga untuk transportasi kepulangan mereka.

“Kami memahami apa yang dirasakan Pemprov Sumut sebagai langkah kehati-hatian sehingga penjemputan warga butuh waktu lama,” kata Haerudin.

Ia memastikan Pemrov Jateng siap menampung Gafatar asal Sumut sampai dilakukan penjemputan oleh pemerintah daerah.

Sementara itu, salah seorang mantan pengikut Gafatar asal Kota Medan, Hanif, meminta pemerintah daerah segera menjemputnya. Semua baju dan barang-barang sudah dibawa pulang tetapi penjemputan tidak segera dilakukan.

“Saya sudah tidak memiliki stok pakaian. Uang saku juga sudah habis dan terlalu lama di Donohudan sangat membosankan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya