SOLOPOS.COM - Anggota Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polres Boyolali mengajak bermain dan menghibur puluhan anak-anak anggota Gafatar di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jumat (19/2/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Ormas Gafatar, Pemprov Jateng menampung puluhan anggota Gafatar yang tak memiliki kejelasan asal daerah.

Solopos.com, BOYOLALI–Sedikitnya 20 orang mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang tidak jelas asal daerahnya atau tidak memiliki identitas kependudukan ditampung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemprov Jateng, Rudy Apriyantono, mengatakan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyatakan siap menampung mantan pengikut Gafatar di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali yang tidak jelas asal daerahnya dan tidak memiliki identitas kependudukan. Selain itu, bagi daerah yang tidak mau menerima mantan pengikut Gafatar dari Pemprov Jateng juga siap menampungnya.

“Ada sebanyak 20 orang yang tidak jelas asal usulnya dari daerah mana. Sampai saat ini nasibnya terkatung-katung di Donohudan. Kami siap menerima mereka semua,” ujar Rudy saat ditemui wartawan di Donohudan, Jumat (19/2/2016).

Rudy mengatakan ke 20 orang tersebut 16 orang diantaranya awalnya mengaku dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan empat orang dari Jawa Barat (Jabar). Namun, saat dilakukan pendataan ulang ternyata tidak ada nama mareka di dua provinsi tersebut. Akhirnya mereka ditinggalkan di Donohudan.

“Kami akan melakukan asesmen terlebih dulu kepada 20 orang tersebut. Keberadaan mereka disebut sebagai bencana sosial,” kata dia.

Ia menjelaskan mereka akan dimasukkan dalam program penanggulangan masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) Pemprov Jateng. Ada sejumlah kategori PMKS di antaranya adalah anak telantar, lanjut usia telantar, tuna susila, keluarga berumah tidak layak huni, tuna susila, penyandang disabilitas, dan lainnya.
“Setelah diklasifikasikan mereka akan ditampung di 52 balai dan unit milik Dinsos Pemrov Jateng yang tersebar di 35 kabupaten/kota,” kata dia.

Menurut dia, ada tiga balai milik Pemprov Jateng yakni pelayanan sosial, persinggahan, dan rehabilitasi. Ditanya mengenai data terakhir jumlah anggota Gafatar yang masih berada di Donohudan, Rudy menjelaskan masih ada sebanyak 352 orang.

“Kami sudah berkoordinasi dengan kepala daerah mereka masing-masing. Namun, karena terkendala dana penjemputan tidak bisa dilakukan secepatnya,” kata dia.

Ia menambahkan pada Senin (22/2/2016) akan menerima kembali kedatangan sebanyak 90 mantan pengikut Gafatar. Mereka berangkat dari DKI Jakarta menuju ke Donohudan. Soal identitas asal mereka sampai saat ini belum diketahui.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya