SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Solopos.com)- Sejumlah tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakat (Ormas) di Kabupaten Boyolali angkat bicara terkait bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Minggu (25/9/2011).

Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Boyolali, Pujiono, mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing isu SARA pascakejadian bom bunuh diri di GBIS Kepunton tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Masyarakat jangan sampai terpancing isu akibat bom bunuh diri itu,” ujarnya kepada Espos, Senin (26/9/2011).

Selain itu, radikalisme yang dilakukan pelaku bom bunuh diri itu tidak dibenarkan oleh agama apapun. Terlebih, jelas Pujiono, Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Boyolali, Ikhsan, mengatakan bom bunuh diri di GBIS Kepunton itu dari segi agama manapun tidak bisa dibenarkan.

Terpisah, Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Boyolali, Ismail Al Habib mengimbau masyarakat tidak terpancing dan terprovokasi atas tindakan biadab yang diduga dilakukan pelaku bom bunuh diri di GBIS Kepunton.

“Ada serangan bom itu, kita juga harus tetap waspada dan menjaga ketenangan. Sehingga, diharapkan antarelemen masyarakat tetap bisa menjaga ketenangan dan berdialog untuk mengatasi permasalahan yang ada,” ujar Ismail.

Selain itu, imbuh Ismail, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Banser Boyolali terkait pengiriman personel untuk membantu mengamankan lingkungan.

“Kami terus berkoordinasi dengan pihak Banser Solo. Berapa pun personel yang diminta kita siap,” tandasnya.

(fid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya