SOLOPOS.COM - Tim Mading 3D SMA Islam Diopnegoro. (Espos/Shoqib Angriawan)

Solopos.com, SOLO--Orisinalitas dan kesesuaian tema menjadi poin penting dalam penilaian lomba Mading & Kampanye Ekonomi Digital. Peserta yang terdiri atas siswa SMA/SMK harus bisa menuangkan ide serta gagasan tentang ekonomi digital dalam karya majalah dinding (mading) tiga dimensi (3D).

Seperti di SMAN 1 Nganjuk, Jawa Timur, yang mengangkat tema Generasi Milenial Kuasai Ekonomi Digital. Mereka membuat mading 3D bertingkat dengan memanfaatkan sejumlah bahan daur ulang, seperti pelepah pisang, batang jagung, batuan alam hingga sampah plastik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua tim mading SMAN 1 Nganjuk, Romadhon Wahyudi A., mengaku memanfaatkan bahan daur ulang karena mudah didapatkan. Bahan daur ulang digunakan untuk melengkapi mading yang terbuat dari bahan styrofoam.

Tim Mading 3D SMAN 1 Nganjuk, Jatim. (Espos/Shoqib Angriawan)
Tim Mading 3D SMAN 1 Nganjuk, Jatim. (Espos/Shoqib Angriawan)

Sementara pada era digital ini, menurut dia, generasi milenial harus menguasainya. "Era sekarang begitu modern, melewati jalan tol cukup membayar dengan e-tol. Pembayaran dengan uang digital membuat semuanya jadi efisien san efektif," katanya saat dinilai oleh dewan juri lomba Mading & Kampanye Ekonomi Digital, Jumat (25/10/2019).

Sebelumnya dewan juri juga menilai di SMA Islam Diponegoro Solo. Sekolah setempat mengangkat tema Sadar Pasar Pintar. Mereka juga memanfaatkan bahan daur ulang seperti serbuk gergaji dan dakron. Uniknya mereka menampilkan barcode di setiap replika bangunan. Pengunjung yang ingin membuka artikel bisa langsung memindai barcode tersebut.

Koordinator tim mading SMA Islam Diponegoro Solo, Saffa Abdullah A., mengatakan era digital membuat pemenuhan kebutuhan semakin berkembang. "Namun, waktu tetap sama 24 jam. Makanya dengan berkembangnya teknologi dibutuhkan sesuatu yang efisien untuk bertransaksi, yaitu dengan transaksi nontunai yang sangat dibutuhkan pasa zaman sekarang," urai dia.

Sementara di SMA MTA Solo memilih tema Milenial Elegan Melek Digital. Mereka membuat mading 3D diatas alas lingkaran yang berdiameter cukup lebar. Mereka juga membuat replika bangunan, ring, hingga jembatan dalam mading.

Tim Mading 3D SMA MTA Solo. (Espos/Shoqib Angriawan)
Tim Mading 3D SMA MTA Solo. (Espos/Shoqib Angriawan)

"Di era digital seperti sekarang Bank Indonesia memiliki peran yang sangat besar. Banyak orang yang melakukan transaksi online, misalnya dengan belanja di toko online dengan jaminan harga yang tidak kalah dengan toko offline dan keamanan transaksi," kata koordinator tim mading SMA MTA Solo, Nursyah Faiz R., Kamis.

Sementara, Tim juri lomba Mading & Kampanye Ekonomi Digital, Ivan Indra Kesuma, mengatakan orisinalitas dan kesesuaian tema merupakan salah satu unsur penilaian. "Apakah karya mereka orisinal buatan tangan mereka atau bukan jadi penilaian juga. Begitu pula dengan unsur pendukungnya, salah satu contohnya adalah artikel yang ternyata masih ada yang belum sesuai dengan tema yang ditentukan," kata dia.

Sementara tim juri lainnya dari Bank Indonesia, Mohammad Faisal Fahmi, mengatakan secara visual mading 3D buatan siswa cukup kreatif dan menarik. "Secara visual cukup menarik dan bagus. Namun, tinggal pemahaman siswa mengenai ekonomi digital masih perlu ditingkatkan," jelas dia. Acara ini didukung Bank Indonesia, Gojek, Solo Grand Mall, Yamaha, Erafone, dan Bank Jabar Banten (BJB).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya