SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL—Organisasi wanita di Gunungkidul dinilai berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya kesamaan tujuan yang jelas. Saat ini di Gunungkidul ada sebanyak 25 organisasi wanita.

Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan antara pengurus Yayasan Satu Karya (YSKK) dengan LSM, ormas, PKK dan perwakilan perempuan dari DPRD Gunungkidul, Senin (26/12) di Wisma Joglo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tedjo, Ketua Sarana Rembug Antar Warga untuk Gunungkidul (Srawung) mengatakan, organisasi wanita di Gunungkidul juga terkesan jalan di tempat karena sibuk menjalankan aktifitas di tingkat kabupaten. “Mereka tidak pernah mencoba turun ke bawah sampai ke tingkat desa. Sehingga membuat organisasi terkesan jalan di tempat,” katanya kepada Harian Jogja.

Menurut dia, dibutuhkan perhatian dari setiap elemen pengurus untuk masuk hingga level desa. Sehingga muncul kesamaan pandangan, langkah, dan strategi dalam mensinergikan gerakan tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Sri Lestari, anggota Tim Informasi dan Adfokasi (TIFA), PKK, kabupaten Gunungkidul mengatakan, tidak dinamisnya organisasi di Gunungkidul juga terlihat dari fenomena struktur kepengurusan organisasi. Hal itu terlihat dari tidak adanya regenerasi dari kalangan tua ke kalangan muda.

“Mayoritas organisasi wanita di sini [Gunungkidul], hanya diisi orang-orang itu saja bahkan menjabat hingga dua periode. Padahal masih banyak wanita muda disini, hanya saja mereka tidak mau mengambil peran itu,” ujarnya.(Harian Jogja/Kurniyanto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya