SOLOPOS.COM - Sejumlah organisasi pemuda yang tergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) menandatangani pernyataan sikap antikomunis di Kabupaten Karanganyar, Senin (17/8/2015). Orasi dan penandatanganan pernyataan sikap itu dilakukan seusai upacara HUT je-70 RI di Alun-Alun Karanganyar. (Sri Sumi H/JIBI/Solopos)

Gerakan Antikomunis bergaung kembali.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah organisasi pemuda yang tergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di Karanganyar melakukan orasi dan menandatangani pernyataan sikap antikomunis di Bumi Intan Pari.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Aksi dilakukan seusai upacara HUT ke-70 Republik Indonesia (RI) di Alun-Alun Karanganyar, Senin (17/8/2015). Sejumlah organisasi pemuda itu, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Karanganyar, Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/POLRI Indonesia (FKPPI) Karanganyar, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) Karanganyar, Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polisi, dan sejumlah mahasiswa di Karanganyar.

Setiap perwakilan dari organisasi pemuda itu melakukan orasi. Aksi ditutup dengan menandatangani baliho berisi pernyataan menentang paham komunis di Karanganyar.

Ekspedisi Mudik 2024

“Maka detik ini pula, kami menyatakan menolak komunisme di Kabupaten Karanganyar. Katakan siap menolak komunisme di Karanganyar!”

Pernyataan itu disampaikan Ketua KNPI Karanganyar, Aan Shopuanudin, saat menyampaikan orasi. Perwakilan dari organisasi pemuda lain juga menyampaikan hal serupa. “NKRI harga mati. Paham komunis tidak memiliki jiwa Pancasila,” ujar perwakilan dari Senkom Mitra Polisi.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari sejumlah pihak, baliho yang ditandatangani itu akan dipasang di salah satu makam di Ngaliyan, Lalung, Karanganyar. Aan menyampaikan masih berkoordinasi terkait hal itu. “Ya, nanti akan berkoordinasi lagi,” jawab dia.

Aan dengan mantap menyampaikan alasan memasang baliho berisi pernyataan sikap antikomunis itu di dekat makam itu. “Kan ada makam Amir Syarifuddin. Dia tokoh komunis tahun 1948,” ungkap dia.

Sejumlah masyarakat meyakini salah satu gundukan tanah tanpa nisan di makam di belakang kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Karanganyar milik Amir Syarifuddin.

Menurut catatan sejarah, mantan Perdana Menteri Indonesia yang kedua itu dieksekusi di lokasi itu karena dituding sebagai komunis.

Sementara itu, Dandim 0727/Karanganyar, Letkol (Inf) Marthen Pasunda, mengungkapkan paham komunis masih menjadi bahaya laten bagi rakyat Indonesia.

“Kami berharap warga Karanganyar melapor apabila ada pergerakan paham tersebut. Kami tidak akan memberikan ruang sedikitpun,” tutur dia saat dihubungi Solopos.com.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya