SOLOPOS.COM - KONI dan KOI akan bersatu (Lipuan6.com)

Organisasi olahraga KOI-KONI akan dipimpin satu orang setelah Kemenpora melakukan perubahan.

Solopos.com, JAKARTA — Kemenpora melalui rapat kerja induk organisasi keolahragaan menghasilkan kesepakatan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) akan dipimpin satu orang. Dua organisasi olahraga itu awalnya memang satu kesatuan.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Raker itu diikuti Staf Ahli Bidang Sumberdaya Keolahragaan Kemenpora, Tunas Dwidharto, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Djoko Pekik, perwakilan KONI Pusat, KOI, Satlak Prima, KONI Daerah, Pengurus Pusat/Pengurus Besar Cabang Olahraga, dan pengamat olahraga.

Mereka membahas beberapa isu seperti tugas, pokok, dan fungsi dari KONI dan KOI berdasarkan UU Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005, analisis prestasi olahraga pada SEA Games 2015, dan wacana penyatuan KONI-KOI.

Ekspedisi Mudik 2024

Rapat yang dibuka oleh Staf Ahli Bidang Sumberdaya Keolahragaan Kemenpora, Tunas Dwidharto, itu menghasilkan beberapa keputusan, seperti menetapkan satu orang Ketua Umum KONI sekaligus merangkap Ketua Umum KOI dengan tetap menjalankan dua fungsi pembinaan prestasi dan fungsi fasilitasi.

“Kedua lembaga tersebut nantinya akan disatukan dengan nama baru dengan dua fungsi,” ujar Tunas Dwidharto seperti dilansir Kemenpora.go.id, Sabtu (4/7/2015).

Selain itu, pemberdayaan secara maksimal induk organisasi cabang olahraga pengurus pusat (PP) atau pengurus besar (PB) sebagai penanggungjawab utama peningkatan prestasi olahraga juga perlu dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar olahraga yakni respect, excellence, friendship, dan fairplay.

Nantinya juga perlu dilakukan amandemen UU Nomor 3 Tahun 2005 untuk mengakomodasi putusan-putusan dalam raker tentang organisasi olahraga KONI-KOI tersebut.

Menurut Ketua Panitia Bustiana, tujuan rapat ini adalah membahas KONI-KOI sebagai sentral pembinaan prestasi olahraga nasional yang belum dapat menjalankan tugas dan fungsinya.

“Organisasi olahraga yang kita undang ini adalah untuk memperlihatkan suatu organisasi yang belum maksimal tugas dan fungsinya dengan standar pengelolaan yang baik tingkat nasional. Hasil dari diskusi ini akan kita sampaikan kepada Menpora dan menunggu instruksi beliau selanjutnya,” ujar Bustiana.

Dilansir Kantor Berita Antara, Minggu, di lain pihak, salah satu pengamat olahraga sekaligus mantan atlet renang nasional, Richard Sambera justru menilai wacana penggabungan KONI dan KOI adalah kemunduran sistem keolahragaan nasional Indonesia.

“UU SKN lahir untuk memisahkan tupoksi dari KONI-KOI, yang satu tentang pembinaan atlet sedangkan satunya tentang event. Pertajam dan perjelas kembali tupoksi masing masing organisasi sampai detail. Harus ada check and balance agar tidak ada penumpukan kekuasaan di satu orang, ” ujarnya.

Richard menilai pembinaan olahraga justru berada di pengurus pusat atau pengurus besar atau klub dan ranting, bukan di KONI atau KOI.

“PP atau PB yang nantinya melahirkan atlet-atlet, jadi penyatuan organisasi olahraga itu bukan solusi tetapi pendanaan, infrastruktur dan SDM-nya yang harus diperbaiki,” kata Richard.

Sementara itu pengamat olahraga dari Universitas Negeri Surabaya, Hari Setiono, menegaskan perlunya pertimbangan lebih dalam terkait opsi-opsi yang akan diajukan kepada Menpora Imam Nahrawi.

“Opsi-opsi yang ada merupakan bagian yang harus kita lihat, pertimbangkan dan bahas bersama. Masing-masing opsi itu apa saja kelebihan dan kekurangannya yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan untuk Pak Menteri,” katanya.

Narasumber lain yakni pengamat olahraga dari Universitas Gadjah Mada, Oka Mahendra, justru menekankan pentingnya menghidupkan kembali klub dan ranting agar para atlet bisa berkompetisi.

“Dalam olahraga salah satu yang terpenting ada;ah pembinaan wasit yang berkelanjutan agar menjadi wasit profesional, serta ketersediaan fasilitas-fasilitas baik di KONI Kabupaten dan KONI Provinsi harus diperhatikan. KONI-KOI telah memiliki tupoksi yang jelas dan harus jalan sesuai tupoksinya menjelang Asian Games 2018 di Indonesia,” ujar Oka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya