SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

“Teman-teman saya butuh pendonor ginjal golongan darah AB secepatya. saya tinggal di Yogyakarta. Bagi yang berminat dan cocok, hubungi nomer ini 083840326xxx saya sangat membutuhkan bantuan dari teman-teman sekalian, terima kasih.”

Permohonan itu ditulis Annisa Khusna Maemanah di wall situs jejaring sosial Facebook Komunitas Donor Ginjal. Permintaan tolong Annisa itu disambut para pengguna Facebook lainnya yang sebagian besar bersedia menjadi pendonor ginjal. Permintaan lain bernada tolong mencari donor ginjal juga tertulis di wall komunitas tersebut termasuk informasi orang yang bersedia menjadi pendonor.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Facebook dan media sosial lainnya kini banyak dipilih orang sebagai media untuk mencari maupun menawarkan donor organ khususnya ginjal. Sebab, selama ini belum banyak yayasan maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang menjadi jembatan mempertemukan antara pendonor maupun pencari organ. Begitu juga dengan rumah sakit tidak semuanya membantu memfasilitasi antara pendonor dan pencari donor organ.

“Saya tertarik mendonorkan ginjal. Selama ini saya sudah berusaha menyebar informasi di media sosial barangkali ada orang yang membutuhkan,” ujar salah satu calon pendonor organ, Ahmad Firdaus, 25, kepada Espos, Senin (30/4).

Setelah menunggu beberapa waktu, laki-laki bergolongan darah A plus ini mengaku sudah mendapat calon penerima donor. Hanya saja ia masih menunggu lantaran pasien yang membutuhkan ginjal masih dalam keadaan koma di sebuah rumah sakit di Surabaya.

“Pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan.  Kalau kondisi pasien sudah membaik dan memungkinkan menerima cangkok ginjal saya sudah siap di operasi,” ujar Ahmad.

Cangkok organ atau transplantasi saat ini semakin banyak dilirik sebagai usaha alternatif penyembuhan pasien. Tak terkecuali Dahlan Iskan. Menteri BUMN ini merupakan salah satu orang Indonesia yang pernah melakukan cangkok hati.

Begitu juga dengan mendiang Almarhum Nur Cholis Madjid pernah melakukan cangkok hati di China.

Konsultan Aspek Hukum dan Etika Kesehatan, Dr Hari Wujoso dr SpF MM, mengatakan transplantasi merupakan teknologi medis penggantian organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik dari bagian tubuh atau organ orang lain untuk memperoleh kesehatan atau kesembuhan dari penyakitnya.

“Transplantasi dilakukan dengan beberapa cara. Kalau cangkok mengambil dari bagian tubuhnya sendiri itu homolog dan biasa dilakukan. Sedangkan cangkok dari organ orang lain atau heterolog mulai banyak dilakukan khususnya di luar negeri seperti China,” katanya.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) ini mengatakan selain cangkok organ dari sesama manusia, saat ini tengah dikembangkan  cangkok organ dari spesies lain yang disebut zeno transplantasi. Teknologi yang terkait dengan rekayasa genetika atau kloning tersebut menurutnya memungkinkan orang bisa berumur ratusan tahun.

“Kalau menunggu cangkok organ dari orang lain kasihan pasien, dia bisa menunggu lama. Karena itu zeno transplantasi masih dalam proses pengembangan,” ujarnya.

Menurut Hari, orang atau pasien yang membutuhkan donor organ sangat banyak. Apalagi, jumlah pasien yang menderita berbagai penyakit atau bermasalah dengan organnya seperti jantung dan ginjalnya rusak banyak sekali. Organ tubuh yang rusak sebaiknya harus segera diganti melalui cangkok organ agar pasien atau penderita penyakit bisa segera diselamatkan.

“Berapa banyak orang Indonesia yang punya penyakit jantung. Dia seharusnya melakukan cangkok jantung, apalagi jika sudah mengalami infarkmiocard keadaannya berat dan bisa berisiko meninggal tapi karena keadaan tidak memungkinkan  dan pendonor kurang banyak penderita jantung yang hanya menjalani perawatan, begitu juga dengan penderita lainnya,” terangnya.

Dia mengatakan beberapa organ yang bisa dicangkok di antaranya jantung, hati, ginjal, pankreas. Hanya saja, selama ini ketersediaan donor organ di Indonesia masih sangat minim. Selain itu, belum semua rumah sakit bisa melakukan transplantasi organ termasuk di rumah sakit di Solo.

“Kalau masalah donor secara umum yang tidak bisa didonorkan itu otak karena itu berarti harus ganti kepala atau ganti orang. Selain otak, organ yang lain bisa didonorkan tapi pendonornya yang minim,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya