SOLOPOS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan (kanan, berdiri), memberikan orasi dalam acara temu Relawan Nasional di Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali, Selasa (7/11/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan berbicara di hadapan sukarelawan pendukung Jokowi.

Solopos.com, BOYOLALI — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan berbicara di hadapan sukarelawan pendukung Joko Widodo (Jokowi) di Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali, Selasa (7/11/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam kesempatan itu, Luhut mengajak ribuan sukarelawan yang datang ke Solo hendak jagong manten putri Jokowi, Kahiyang Ayu, itu untuk merapatkan barisan mendukung kepemimpinan Presiden Jokowi. Menurut Luhut, Indonesia membutuhkan pemimpin yang punya komitmen kuat menjaga keutuhan bangsa dan menolak perpecahan yang diembuskan melalui isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). (Baca: Sukarelawan Projo Terus Berdatangan ke Solo Naik Bus dan Kereta)

“Kita jangan mau dipecah belah oleh sekelompok orang mengatasnamakan agama, suku, ras, atau antargolongan. Kita harus bersatu, kompak,” ujar Luhut.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Luhut, peta politik dunia saat ini mulai bergeser. Bahkan, negara Arab Saudi di bawah Raja Salman pun mulai membuka diri dengan negara-negara yang selama ini dianggap komunis, seperti Tiongkok dan Rusia.

Sikap moderat Kerajaan Arab Saudi itu tak hanya dalam berpolitik, melainkan juga urusan beragama. Mereka menolak paham-paham radikalisme dan tak mau memainkan isu Sunni-Syiah.

Hal itu dilakukan semata-mata untuk menjaga keberlangsungan Kerajaan Arab Saudi di tengah kemajuan teknologi saat ini. “Dulu, Arab Saudi sebagai penguasa minyak dan punya daya tawar tinggi. Sekarang, setelah penemuan gas dan minyak terjadi di berbagai negara, harga minyak dunia turun. Saudi mengalami defisit anggaran dan akan memperburuk situasi ekonomi,” jelasnya. (Baca: Jagong Manten Kahiyang, Terselip Tekad Sukarelawan Jokowi untuk 2019)

Situasi inilah yang membuat Saudi membuat platform baru dengan memperbaiki hubungan diplomatik dengan negara-negara adidaya, tak terkecuali negara bekas komunis, seperti Tiongkok dan Rusia. Saudi, kata Luhut, ingin membuat kekuatan penyeimbang menghadapi teknologi nuklir Iran.

“Arab Saudi tak mau dikontrol Iran. Sementara kepentingan Amerika berkurang di Timur Tengah,” jelasnya.

Peta politik dunia ini, kata Luhut, dipahami betul oleh Jokowi. Mantan Wali Kota Solo itu memilih bersikap terbuka dan moderat dalam menjalin hubungan baik dengan semua negara. “Kita tak bisa seperti katak dalam tempurung. Kita harus bisa menerima investor dari negara luar demi kemajuan bangsa ini,” tegasnya.

Selain Luhut, hadir pula pakar ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa dan pakar geologi dan infrastuktur, Ridwan Ph.D. untuk memberikan orasi. Ridwan mengulas sepak terjang Jokowi selama tiga tahun pemerintahannya. Ridwan bahkan menyebut Jokowi sebagai panglima pembangunan infrastruktur.

“Puluhan proyek nasional yang mangkrak bertahun-tahun bisa diselesaikan Jokowi. Dalam tiga tahun, tol sepanjang 568 km dia selesaikan. Prestasi ini mengalahkan era Pak Harto yang memimpin selama 32 tahun,” ujarnya disambut tepuk tangan sukarelawan pendukung Jokowi.

Tak mau kalah dengan Ridwan, Purba Sadewa menyebut keberhasilan Jokowi dalam menyelamatkan perekonomian bangsa diapresiasi di tingkat internasional. Keberhasilan Jokowi itu di tengah perekonomian dunia yang sedang lesu.

Selain diisi orasi, temu sukarelawan juga diselingi sesi tanya jawab. Sejumlah sukarelawan mempertanyakan masaah-masalah di daerahnya, mulai sengketa lahan dengan TNI, hingga masalah-masalah tenaga kerja dan pembangunan di daerahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya