SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p lang="zxx"><b>Solopos.com, SOLO &ndash;</b> Usia 25 tahun ke atas merupakan fase yang cukup penting dalam kehidupan seseorang. Masa remaja merupakan momen yang tidak terlupakan. Hidup seolah tak pernah terasa membosankan karena dikelilingi teman yang selalu bisa diajak menghabiskan waktu bersama.</p><p lang="zxx">Setelah masa remaja lewat, kehidupan selanjutnya seringkali terasa membosankan. Kebanyakan orang berusia 25 tahun ke atas kerap merasa kesepian. Apakah Anda pernah merasa <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180901/485/937246/masa-lalu-orang-tua-yang-pahit-hambat-perkembangan-anak">kesepian</a>? Mengapa hal itu terjadi?</p><p lang="zxx">Hasil penelitian pada 2016 <span>yang dipublikasikan di jurnal </span><i>Developmental Psychology </i><span>seperti dikutip dari </span><i>Healthline, </i><span>Selasa (11/9/2018), mengungkapkan hampir semua orang mengalami puncak kesepian sebelum berusia 35 tahun. Hasil studi ini mirip dengan survei yang dilakukan Jo Cox Loneliness Comission di Inggris pada 2017 lalu. </span></p><p lang="zxx"><span>Riset tersebut dilakukan terhadap sejumlah orang di Inggris. Hasilnya, mereka mengaku mulai merasa kesepian pada usia 25 tahun dan terus berlanjut sampai memasuki usia 35 tahun. Rasa <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180908/485/938363/orang-lansia-rentan-gangguan-jiwa">kesepian</a> ini dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari tekanan keluarga, masalah karier, sampai hubungan asmara. </span></p><p lang="zxx"><span>Puncak kesepian ini biasanya ditandai dengan kecemasan dan rasa putus asa. Hal ini dipicu karena berkurangnya interaksi dengan teman-teman dekat semasa remaja karena faktor kesibukan. Seseorang hanya bisa memantau kehidupan temannya melalui media sosial dan dalam suatu waktu mulai membandingkan dengan kondisinya. Keadaan ini akan semakin buruk ketika orang tersebut belum memiliki pasangan. </span></p><p><span lang="zxx"><span>"Banyak klien saya berpikir mereka harus memiliki karier cemerlang, menikah, atau setidaknya memiliki pacar sebelum berusia 30 tahun agar hidup lebih bergairah. Jika hal itu tidak terpenuhi, maka mereka menganggapnya sebagai suatu kegagalan," kata seorang psikolog asal San Francisco, Maerika Serikat, Tess Brigham. </span></span></p><p><span lang="zxx"><span>Dalam kondisi tertekan semacam itu, </span></span><span lang="zxx"><span>seseorang bakal membanding-bandingkan kehidupan dengan orang lain. Nah, hal semacam ini lama-kelamaan membuat <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180906/485/938155/waspada-semua-orang-berisiko-katarak">kondisi mental</a> seseorang semakin tertekan. Jika sudah begini, biasanya seseorang bakal mencari pelampiasan dengan sibuk mengejar karier. Dia menghabiskan waktunya untuk bekerja sehingga semakin sibuk dan tidak punya waktu bertemu dengan orang baru. </span></span></p><p><span lang="zxx"><span>Tess Brigham menambahkan, orang yang sibuk dengan pekerjaan biasanya malas membantun pertemanan yang baru. Hal inilah yang membuat mereka merasa kesepian. Mereka lebih mengandalkan pola komunikasi melalui media sosial. Padahal, ikatan sosial di dunia nyata justru lebih membantu menghilangkan rasa kesepian dalam kehidupan. </span></span></p><p><span lang="zxx"><span>Jadi, orang yang ingin mengatasi kesepian semestinya membatasi akses media sosial dan mulai membangun pertemanan. Cobalah mengikuti berbagai acara agar bertemu dengan orang baru. Dengan begini, kehidupan akan terasa lebih menyenangkan. </span></span><span lang="zxx"><span>Jika perlu, berkonsultasilah dengan dokter ahli jiwa untuk mendapatkan saran terbaik mengatasi kesepian. </span></span></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya