SOLOPOS.COM - Ilustrasi hipertensi (Solopos Dok)

Solopos.com, SOLO – Hipertensi juga bisa menyasar pada anak-anak. Berikut ini beberapa kalangan anak yang memiliki risiko terkena hipertensi.

Menurut Dokter Spesialis Anak RS JIH Solo, dr. Agustina Wulandari, M.Kes, Sp.A(K)., ada beberapa anak yang memiliki risiko tinggi mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Di antaranya adalah sebagai berikut:

– Anak yang lahir prematur
– Anak yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi
– Anak dengan obesitas
– Anak yang mengonsumsi obat-obatan tertentu karena sakit, yang efek sampingnya meningkatkan tekanan darah.

Sementara untuk gejala hipertensi pada anak adalah sebagai berikut:

1. Hal yang sering dikeluhkan adalah adanya nyeri kepala. Namun begitu tidak semua keluhan ini menjadi gejala dari hipertensi.
2. Pandangan kabur
3. Kadang juga muncul rasa mual, ingin muntah, nyeri dada atau nyeri perut.
4. Untuk gejala yang lebih berat ada yang disertai kejang hingga penurunan kesadaran atau koma.
5. Muncul bengkak, buang air kecilnya berbuih atau berwarna merah dan sebagainya atau berkurang.
6. Pada anak dengan hipertensi primer uniknya jarang yang datang tanpa gejala. Namun ketika menjalani medical check up, akan diketahui jika tekanan darahnya tinggi.

Cara Penanganan

Cara penanganan hipertensi pada anak juga dilakukan secara khusus. Hal ini berkaitan dengan kondisi anak yang jauh berbeda dengan orang dewasa. Misalnya saja, anak masing sering banyak beraktivitas ketika mau diperiksa, menangis dan sebagainya. Sedangkan sebelum menjalani pemeriksaan tekanan darah, seorang pasien harus dalam kondisi tenang.

Untuk itu ketika menjelang pemeriksaan, baik anak maupun lingkungannya harus tenang dulu, setidaknya dalam lima menit sebelum pemeriksaan. Anak duduk dengan bersandar, tenang. “Sebab kalau anak atau orang habis lari-lari kemudian diukur tekanan darahnya, pasti tekanan darahnya tinggi. Begitu juga ketika anak menangis,” kata dia.

Tahap selanjutnya adalah menentukan alat yang tepat dan sesuai untuk anak. Hal ini berkaitan dengan ukuran alat yang dipakai. Jika manset pada alat pengukur tekanan darah terlalu untuk lengan anak maka hasil pengukurannya seakan-akan menurunkan tekanan darahnya. Begitu juga kebalikannya, ketika terlalu sempit maka seolah-olah tekanan darahnya akan tinggi.

Langkah selanjutnya, dengan ilmu khusus kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah anak. Pengukuran bisa dilakukan sampai tiga kali untuk memastikan kondisi tekanan darah pada anak tersebut.

Rekomendasi
Berita Lainnya