SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi baru lahir. (Dok. Bisnis.com)

Solopos.com, SOLO — Perlu dipahami oleh orang tua dari anak yang lahir prematur, bahwa setiap anak prematur akan memiliki dua usia. Bukan tanpa alasan, dua usia yang dimiliki anak prematur tersebut memiliki manfaat penting, terutama untuk melihat perkembangannya.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Subspesialis Neonatal Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Kartun Henky, MSc, Sp.A(K) Neo., dalam Health Talk yang disiarkan di Youtube RS JIH Solo, menyampaikan dirinya selalu menyampaikan tentang dua usia yang dimiliki bayi prematur kepada orang tuanya.

“Selalu pada bayi prematur. Selalu saya sampaikan pada ibunya, bahwa ini ada dua usia. Usia koreksi dan usia kronologis,” kata dia.

Dia menjelaskan usia kronologis adalah usia anak yang sebenarnya. Misalnya anak tersebut lahir hari ini, maka dua bulan kemudian usia bayinya juga dua bulan. Usia kronologis tersebut dipakai untuk kepentingan seperti saat imunisasi dan sebagainya.

Sedangkan usia koreksi, bisa dikatakan usia yang diperoleh dari usia kronologis yang dikurangi jeda minggu atau bulan bayi dilahirkan. Misalnya bayi yang lahir di usia 36 pekan kehamilan, memiliki usia kronologis 2 bulan, maka usia koreksinya bukan dua bulan. Tapi bisa jadi usia koreksinya hanya 1 bulan. Usia itu didapatkan dari 40 pekan [usia kehamilan cukup bulan] dikurangi 36 pekan [saat bayi dilahirkan].

“Kemudian usianya [usia kronologis dikurangi hasil 40 minggu dikurangi 36 pekan] sisanya berapa. Jadi misalkan usia bayi 2 bulan sebenarnya, tapi dia lahir 36 pekan, maka usia koreksinya baru satu bulan,” jelas dia.

Dokter Kartun mengatakan usia koreksi tersebut juga memiliki fungsi yang penting, di mana usia ini diperlukan untuk melihat perkembangannya, misalnya kapan anak tersebut bisa duduk, kapan bisa jalan, dan sebagainya.

“Jadi penting sekali untuk orang tua, begitu punya bayi prematur, maka bayi itu punya dua usia. Berbeda dengan bayi cukup bulan,” lanjut dia.

Menurut dr. Kartun, dalam melihat tumbuh kembang bayi prematur juga dibutuhkan pendekatan berbeda. Tumbuh kembang bayi prematur juga tidak bisa langsung disesuaikan dengan grafik tumbuh kembang anak yang lahir cukup bulan.

“Kalau bayi prematur selalu pakai grafik fenton sampai usia bayi, kalau kita hitung, sampai 40 pekan. Baru kemudian dipindahkan ke buku KIA. Sebab kalau misalnya bayi lahir 32 pekan langsung diplot di buku KIA, itu orang tua akan kaget,” kata dia.

Hal tersebut juga perlu diperhatikan agar orang tua tidak khawatir dengan perkembangan anaknya. Menurutnya banyak orang tua dari anak prematur yang khawatir karena anaknya yang belum bisa duduk dan sebagainya. Sebab jika dihitung dengan pendekatan yang benar, ternyata memang bayi itu belum saatnya bisa duduk.

Rekomendasi
Berita Lainnya