SOLOPOS.COM - Ilustrasi warga tenggelam (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SUKOHARJO — Nasib nahas menimpa salah seorang santri putra Pondok Pesantren Islam Al Mukmin, Ngruki, Cemani, Grogol, Sadaan Muhammad Raisan, 17. Remaja asal Trowangsan, RT 004/RW 014, Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, itu tenggelam saat berenang di Sungai Jenes, Cemani, pada Selasa (11/3/2014) sekitar pukul 17.15 WIB.

Setelah para santri dibantu Tim Search and Rescue (SAR) melakukan pencarian selama berjam-jam, Saddan ditemukan sekitar 200 meter dari lokasi awal ia tenggelam. Saddan ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada Rabu (12/3/2014) sekitar pukul 06.00 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Ponpes Ngruki, Ustaz Wahyudin, ketika dihubungi Solopos.com, Selasa malam, mengatakan aliran Kali Jenes saat itu cukup deras setelah hujan deras mengguyur Soloraya. Beberapa anak anggota Santri Pencinta Alam (Sapala) memanfaatkan derasnya sungai untuk berlatih renang.

Tak Bisa Berenang
Menurutnya, Saddan yang belum mahir berenang nekat berlatih berenang tanpa persetujuan pihak ponpes. “Ia sebenarnya harus mengikuti kegiatan tasmi’ [menyimak Alquran]. Ia juga berenang masih dalam kondisi mengenakan celana panjang, baju, dan sepatu,” jelas Wahyudin.

Setelah terjun ke sungai, korban tak bisa mengatasi derasnya air lalu hanyut. Rekan-rekannya berusaha menolong namun tak berhasil. Pihak ponpes langsung menghubungi tim SAR untuk mencari korban.

Pelaksana Humas Ponpes Al Mukmin, Ustaz Hamim Sufyan, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu, mengatakan jenazah Saddan akhirnya ditemukan oleh para santri yang mencari di aliran kali di sebelah timur Permakaman Bulu Tunggul, Cemani. Menurutnya, jenazah korban tersangkut sesuatu di samping kali. “Jarak antara lokasi awal dia turun ke sungai [Jembatan Manunggal Ngruki] dengan lokasi penemuan jenazah sekitar 200 meter,” terangnya

Menurutnya, orang tua Saddan yang datang ke lokasi pondok merelakan kejadian itu. Orang tua juga membuat surat pernyataan yang menyatakan tak menuntut adanya visum pada jenazah Saddan. “Setelah ditemukan, jenazah segera kami mandikan dan salatkan di pondok. Setelah itu jenazah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan hari ini juga,” paparnya.

Salah seorang warga Pringgolayan, RT 001/RW 011, Tipes, Serengan, Solo, Marsono, saat ditemui Solopos.com di dekat Jembatan Manunggal Ngruki, Rabu, mengatakan kali itu adalah perbatasan wilayah Solo dengan Sukoharjo. Menurutnya, akibat kejadian itu, jalan dari arah Solo menuju Ngruki sempat ditutup sementara pada Selasa pagi karena adanya proses pencarian korban.

“Penutupan jalan dilakukan sampai malam. Lalu tadi pagi saya dapat kabar kalau korban sudah ditemukan,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Grogol, AKP Apin Sunu, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Ade Sapari, menyatakan sudah mendatangi lokasi kejadian. Ia membenarkan jika wali korban, Darno, membuat surat pernyataan agar korban tidak divisum.

“Wali juga sudah menerima hal itu sebagai musibah dan tidak menuntut pihak manapun. Polisi kemudian menyerahkan jenazah ke pihak ponpes dan keluarga,” terangnya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu siang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya