SOLOPOS.COM - Ratusan anggota Gafatar tiba di Asrama Haji Donohudan, Senin (25/1/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Orang hilang yang menjadi pengikut Gafatar akan mendapatkan materi deradikalisasi di Asrama Haji Donohudan. Seberapa efektifkah?

Solopos.com, JOGJA — Rencana penjemputan anggota Gafatar asal DIY diundur sehari. Keputusan ini diambil setelah muncul kepastian akan ada kegiatan deradikalisasi di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah DIY Sulistiyo, Selasa (26/1/2016), mengatakan pihaknya mendapat informasi akan ada kegiatan deradikalisasi di Donohudan sampai Kamis (28/1/2016) malam. Karena itulah, penjemputan diundur sehari menjadi Jumat (29/1/2016) pagi.

“Rencananya tetap akan dijemput tujuh bus dengan pengawalan aparat,” ujar Sulistiyo.

Data terakhir, tujuh bus itu akan mengangkut 388 anggota Gafatar asal DIY yang sementara ditampung di Asrama Haji Donohudan. Selanjutnya, mereka akan dikarantina di Youth Center Sleman selama tiga hari.

Untuk menyiapkan Youth Center, Sulis mengatakan sudah ada koordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY sebagai pengelola. Persiapan di antaranya dengan menyiapkan dapur umum dan tempat menginap juga sudah ditangani oleh Dinas Sosial yang dibantu Taruna Tanggap Bencana (Tagana).

“Untuk dapur umum akan dikelola Tagana dan Dibsos, kalau kurang nanti dari TNI bisa membantu,” ujar dia. Sesuai rencana, seluruh warga DIY eks Gafatar akan menginap di Youth Center selama tiga hari. Selama itu, mereka akan menerima materi deradikalisasi yang saat ini tengah disusun oleh Kementerian Agama dan Psikolog.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY Agung Supriyanto mengatakan setelah tiga hari seluruh eks Gafatar asal DIY akan dikembalikan ke keluarganya masing-masing. Meskipun begitu pembinaan akan terus berlanjut dan dikoordinir oleh masing-masing kabupaten/kota.

“Tiga hari itu bukan waktu maksimal, akam dilanjutkan dengan pembinaan oleh kabupaten/kota di kediaman masing-masing agar mereka tidak terpengaruh lagi dengan organisasi serupa,” kata dia.

Sembari menanti masa karantina, Sulis menjelaskan secara bersamaan Kementerian Agaman mensosialisasikan kepada masyarakat untuk bisa menerima kembali warga yang dipulangkan. Menurutnya, hal ini harus dilakukan agar eks Gafatar dapat membaur kembali dengan nyaman dan tak merasa dikucilkan.

Terkait kemungkinan pemberian uang saku bagi eks Gafatar yang dipulangkan, Sulis mengatakan saat ini belum ada wacana untuk itu. Namun pihaknya akan mengomunikasikannya dengan Kementerian Sosial untuk kemungkinan bantuan yang layak dan bisa diberikan.

“Saat ini belum ada uang saku, yang jelas akan ada intervensi dari pemerintah. Untuk bentuknya belim tahu, sembari jalan akan tampak apa bantuan yang diperlukan,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya