SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri) dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo (kanan) melihat proses panen raya padi di Trayu, Banyudono, Boyolali, Sabtu (29/10/2016). (Burhan Aris Nugraha//JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut ada tiga isu internasional yang akan menjadi bahan kompetisi sengit negara-negara di dunia. Ketiga isu itu menyangkut pangan, air, dan energi.

Jokowi optimistis Indonesia bisa bersaing di sektor pangan dan air, namun di sektor industri Jokowi masih harus berpikir keras untuk bisa menjadi negara mandiri energi. “Kalau urusan pangan saya optimistis, tapi energi urusannya Menteri ESDM saya masih pusing menyelesaikan bagaimana bisa siap menghadapi persaingan di dunia.”

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Hal ini disampaikan Jokowi di sela-sela temu wicara dengan petani saat Peringatan ke-36 Hari Pangan Sedunia (HPS) yang digelar di Alun-alun Kabupaten Boyolali, Sabtu (29/10/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

“Tiga hal ini, pangan, air, dan energi, akan menjadi rebutan negara-negara di dunia maka harus mulai disiapkan. Negara kita adalah besar namun tahun lalu masih impor beras, kedelai, jagung, buah-buahan, dan gula. Tapi, setelah melihat potensi pertanian yang dipamerkan dalam gelar teknologi Hari Pangan Sedunia kali ini, saya yakin masalah pangan dalam negeri akan selesai,” papar Jokowi.

Setelah panen raya padi di Tanjungsari, Banyudono, Jokowi menyempatkan diri mengunjungi gelar teknologi pertanian yang ada di Komplek Pemkab Boyolali. Jokowi memastikan sampai akhir Desember tahun ini tidak impor beras. Impor jagung juga sudah turun 60%. Pada 2018 dia yakin Indonesia tidak lagi impor jagung.

“Kalau tahun lalu masih ada petani jagung yang mengeluh harganya jatuh Rp1.500/kilogram, sekarang sudah naik jadi Rp3.100/kilogram,” tambah dia.

Di sektor air, Jokowi sedang membangun 49 waduk di seluruh Tanah Air. Ribuan proyek embung juga dipersiapkan baik ukuran kecil hingga hektaran. “Air adalah kuncinya karena yang akan mengairi tanaman-tanaman kita.”

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi berdialog dengan beberapa petani. Surono Danu, petani asal Lampung, meyakinkan Jokowi bahwa petani bisa mewujudkan swasembada pangan seperti target pemerintah. “Kami mengembangkan padi MSP. Produktivitasnya bisa mencapai 14 ton per hektare. Namun produktivitas ini bisa dicapai selama ada perbaikan unsur hara dalam tanah,” kata Surono.

Selama ini penggunaan pestisida telah merusak kualitas tanah. “Lantas bagaimana cara memperbaiki hara tanah?” tanya Jokowi.

Surono pun menjelaskan jika menyiangi rumput maka rumput jangan dibuang tapi ditutup dengan tanah maka akan memperbaiki hara tanah. Jokowi mengapresiasi kerja petani asal Lampung tersebut karena bisa memproduksi padi 14 ton per hektare jauh di atas rata-rata produktivitas padi 5 ton hingga 6 ton per hektare.

Jokowi juga memberikan acungan jempol kepada petani asal Pentur, Simo, Sumardi,yang memanfaatkan pupuk organik buatan sendiri untuk memupuk padi jenis mentik susu yang dia tanam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya