SOLOPOS.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberian paparan secara virtual dalam Seminar Nasional bertajuk Outlook Pertanian Indonesia 2022 dan Peluncuran Buku Kisah Inspiratif 50 Alumni Fakultas Pertanian UNS, di Auditorium UNS, Selasa (21/12/2021).(Tangkapan Layar)

Solopos.com, SOLO — Bayang-bayang pukulan gelombang ke IV Covid-19 dengan varian Omicron tidak membuat pemerintah RI pesimistis menyongsong tahun 2022.

Seperti disampaikan Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat menjadi pembicara seminar nasional Outlook Pertanian Indonesia 2022 dan Peluncuran Buku Kisah Inspiratif 50 Alumni Fakultas Pertanian UNS, di Auditorium UNS, Selasa (21/12/2021).

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Perekonomian tetap tumbuh 3,51 persen dan diharapkan secara yoy tahun 2021 bisa antara 3,7 persen sampai empat persen. Kami berharap tahun depan bisa tumbuh di angka 5,2 persen. Tentu dengan pandemi dan Omicron yang bisa dikendalikan,” ujar dia.

Airlangga menyebut pertanian merupakan sektor yang selalu mampu bertahan sebagai salah satu penyangga perekonomian. Hal itu bisa dilihat dalam berbagai periode krisis nasional selama ini, mulai dari krisis tahun 1998, krisis 2008 dan pandemi saat ini.

Baca Juga: Jadi Bos Baru Semen Indonesia, Ini Perjalanan Karier Donny Arsal

“Sektor ekspor pertanian juga meningkat 4,03 persen tahun 2021 kumulatif bulan Januari hingga November 2021. Dan ekspor ini berkontribusi terhadap 1,83 persen dari total ekspor Indonesia pada bulan Januari hingga November tahun 2021,” ungkap Airlangga.

Dia menjelaskan pemulihan ekonomi nasional termasuk di sektor pertanian masih bergantung kepada penanganan Covid-19. Untuk itu pemerintah terus berkonsentrasi pada program deteksi, perawatan, vaksinasi, serta perubahan perilaku masyarakat.

Deteksi dilakukan dengan meningkatkan tes epidemiologi dan screening, meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak dengan melibatkan Babinsa/Bhabinkamtibmas, surveilans genomik di daerah berpotensi lonjakan, dan penguatan surveilans di pintu masuk.

Sedangkan program percepatan vaksinasi dilakukan dengan pengalokasian 50 persen vaksin di daerah-daerah dengan kasus dan mobilitas tinggi, sentra vaksinasi di berbagai tempat yang mudah diakses publik, dan syarat kartu vaksinasi bagi pelaku perjalanan.

Baca Juga: Segudang Manfaat M-Banking BNI, Lebih Fleksibel dan 24 Jam

Tak kalah penting percepatan vaksinasi terhadap kelompok rentan, termasuk orang lanjut usia dan orang dengan komorbid. Terkait program percepatan vaksinasi, menurut Airlangga pemerintah menargetkan lebih dari 250 juta dosis pada Desember 2021.

Perinciannya, dia menguraikan, sebanyak 151,78 juta orang mendapat vaksin dosis pertama dan 107,18 juta mendapat vaksin dosis kedua. Di sisi lain Airlangga menyebut realisasi dari program PEN hingga 17 Desember 2021 sudah di angka Rp533,60 triliun.

Angka tersebut sebesar 71,6 persen dari total pagu anggaran PEN 2021 Rp744,77 triliun. Hingga akhir tahun 2021 ditargetkan realisasi program itu di angka 90,4 persen. Airlangga menjelaskan program PEN akan dilanjutkan pemerintah pada tahun 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya