SOLOPOS.COM - Pemabuk dan pekerja seks komersial (PSK) terjaring razia penyakit masyarakat (Pekat) yang digelar Polsek Banjarsari Solo, Jumat (22/6/2012) di tiga lokasi. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Pemabuk dan pekerja seks komersial (PSK) terjaring razia penyakit masyarakat (Pekat) yang digelar Polsek Banjarsari Solo, Jumat (22/6/2012) di tiga lokasi. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Ramiyati alias Rami, 30, sebenarnya tak ingin memilih jalan pintas dengan bekerja sebagai wanita penjaja seks. Perempuan asli Malang, Jawa Timur ini pusing lantaran tak mempunyai ketrampilan khusus untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, perempuan berparas ayu ini mengaku kesulitan saat mendaftar pada perusahaan karena tidak punya ijazah SMA.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya tidak punya ketrampilan sama sekali. Mau mendaftar pada perusahaan harus melampirkan ijazah minimal SMA. Ijazah SMA sebagai persyaratan mutlak yang harus dipenuhi, sementara saya hanya lulusan SD,” kata Rami menjawab pertanyaan Solopos.com, di Mapolsek Banjarsari, Jumat (22/6/2012).

Kedatangan Rami ke Solo atas inisiatif sendiri. Dia baru terjun menjadi kupu-kupu malam di kawasan Kestalan, Banjarsari, selama satu pekan lalu. Saat meninggalkan rumah, Rami berpamitan kepada keluarga hendak mencari kerja di Solo. “Keluarga tahunya saya kerja. Saya paham wilayah Solo karena pernah diajak teman beberapa bulan lalu. Dalam satu malam, saya melayani pria hidung belang sampai tiga orang,” tutur Rami.

Lain halnya dengan Rami. Memey, 37, terjerumus dunia prostitusi karena percekcokan rumah tangga yang tak kunjung selesai. “Saya minggat dari rumah. Daripada di rumah cekcok mending saya pergi ke Solo nyari kerjaan seadanya,” kata Memey, warga Banten, Jawa Barat ini.

Ibu beranak satu ini sejatinya malu jika keluarga mengetahui akan profesi yang dijalani selama enam bulan ini. Jika disuruh memilih, Memey ingin mendapatkan pekerjaan yang layak dan hidup bersama keluarga secara harmonis. “Siapa sih orang yang mengingingkan hidupnya seperti profesi saya saat ini. Tiap malam harus melayani orang lain, sementara keluarga sendiri tak terurus,” curahan hati Memey kepada Solopos.com.

Memey dan Rami merupakan dua di antara tujuh pekerja seks komersial (PSK) yang ditangkap aparat Polsek Banjarsari, Jumat dini hari. Mereka beroperasi dan mangkal menunggu pria hidung belang di kawasan Kestalan, Banjarsari.

Selain menangkap tujuh PSK, petugas juga meringkus empat orang yang tepergok sedang mabuk. Tiga pemabuk ditangkap di kawasan Stadion Manahan, Banjarsari sedangkan satu orang diringkus di Mangkubumen, Banjarsari, Kamis (21/6) malam.

Kasi Humas Polsek Banjarsari, Ipda Agus Sarwono, didampingi Kanit Reskrim, AKP Edi Hartono, mengatakan para pelaku ditangkap saat operasi penyakit masyarakat (pekat). “Para pelaku sebagian ditindak pidana ringan (tipiring), sebagian lagi dibina,” papar Edi mewakili Kapolsek Banjarsari, Kompol Andhika Bayu Adhittama dan Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya