SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Operasi Pekat Sragen menangkap lima PSK dan dua pasangan mesum di perbatasan Sragen-Ngawi

Solopos.com, SRAGEN–Lima pekerja seks komersial (PSK) dan dua pasangan mesum diciduk tim gabungan dari kawasan perbatasan Sragen, Jawa Tengah (Jateng), dengan Ngawi, Jawa Timur (Jatim), Kamis (27/8/2015).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tim gabungan terdiri atas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sragen, Ngawi, Provinsi Jateng dan Jatim menyisir dua kawasan di Kecamatan Gondang yakni Mbah Gajah dan Talokan. Di lokasi pertama, tim gabungan menemukan enam PSK dan dua pasangan mesum. Namun, satu PSK berhasil melarikan diri menggunakan sepeda motor. Saat Satpol PP datang, dia buru-buru kabur meninggalkan kawasan yang biasa digunakan sebagai pasar hewan itu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dua pasangan mesum itu kedapatan berada di bilik kamar sebuah warung. Warung-warung di sana memang menyediakan bilik kamar. Jadi, ini adalah bentuk prostitusi terselubung,” kata Kasi Operasional dan Pengendalian Satpol PP Sragen, Sukamto, kepada Solopos.com, setelah menggelar razia.

Di kawasan Talokan, Satpol PP menemukan satu PSK. Namun, lagi-lagi PSK itu berhasil kabur dengan menggunakan sepeda motor. Razia itu digelar setelah Satpol PP menerima laporan adanya praktik prostitusi terselubung di dua kawasan tersebut. Sebelum menggelar razia, beberapa anggota Satpol PP Sragen menyurvei lokasi dengan menyamar sebagai pria hidung belang. “Berdasar survei kami, kalau malam hari, dua kawasan itu memang ramai PSK. Praktik prostitusi itu bisa dilakukan di bilik kamar yang tersedia di warung. Bahkan, jalan di pinggir sawah bermodal tikar bisa dijadikan tempat praktik,” kata Sukamto.

Pada saat bersamaan, Satpol PP gabungan juga menyelenggarakan operasi yustisi di pintu masuk sebelah selatan Pasar Gondang. Dalam operasi itu, terdapat 27 pedagang dan pembeli yang tidak membawa KTP. Satpol PP kemudian meminta 27 warga itu membuat surat pernyataan supaya tidak bepergian tanpa KTP. “Kami minta KTP harus dibawa ke mana-mana. Meski hanya ke pasar dekat rumah, KTP tetap harus dibawa,” kata Sukamto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya