SOLOPOS.COM - Operasi pasar elpiji melon di Taman Cerdas Jebres, Solo, Sabtu (12/8/2017). (M. Feri Setiawan/JIBI/Solopos)

Pertamina melakukan operasi pasar elpiji di 11 lokasi Kota Solo.

Solopos.com, SOLO — Pertamina menggelontor 6.160 tabung elpiji 3 kilogram (kg) melalui kegiatan operasi pasar (OP) di 11 lokasi Kota Solo, Sabtu (12/8/2017). Hal ini untuk memastikan pasokan gas melon aman serta sebagai tindak lanjut kabar kelangkaan elpiji di Solo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Operasi pasar kerja sama dengan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Soloraya ini berdasarkan permintaan dari Pemkot Solo. Kepala Dinas Perdagangan Solo, Subagiyo, menyampaikan permintaan OP dilakukan untuk mempercepat distribusi ke masyarakat.

Dia mengatakan kelangkaan dipengaruhi tingginya konsumsi masyarakat yang dipengaruhi banyaknya masyarakat yang hajatan, jumlah UMKM yang meningkat, serta adanya masyarakat luar Solo yang membeli untuk mengairi sawah.

“Solo sejak 5 Agustus sudah ada penambahan 47.040 tabung tapi karena dirasa kurang sehingga diajukan OP dengan menyasar 11 lokasi yang dinilai konsumsi elpijinya banyak. Harga yang dijual pun Rp15.500/tabung sesuai dengan HET [harga eceran tertinggi] dan dibatasi satu orang maksimal dua tabung,” ungkap Subagiyo saat ditemui wartawan di Taman Cerdas Jebres, Sabtu.

Pembatasan tersebut dilakukan supaya merata. Dia pun mengimbau masyarakat tidak melakukan panic buying karena alokasi elpiji 3 kg telah ditambah. Kota Solo mendapat alokasi 27.696 metrik ton (MT) selama setahun dengan rata-rata bulanan 714.520 tabung dan bulan ini ada penambahan 53.200 tabung menjadi 767.720 tabung.

Area Manager Communication and Relations Pertamina Jawa Bagian Tengah (JBT), Andar Titi Lestari, menyampaikan 11 lokasi OP di antaranya Sangkrah, Semanggi, Gandekan, Sudiroprajan, Mojosongo, Kestalan, Jebres, Karangasem, Pajang, dan dua lokasi di Jajar.

Masing-masing lokasi disediakan 560 tabung elpiji 3 kg. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, OP diharapkan mencegah meningkatnya harga elpiji melebihi harga eceran tertinggi (HET).

Dia mengatakan distribusi elpiji bersubsidi mengikuti Peraturan Menteri (Permen) ESDM 26/2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Elpiji di mana Pertamina hanya bertanggung jawab mengawasi hanya sampai pangkalan.

“Pertamina memiliki sistem monitoring penyaluran elpiji 3 kg [Simol3k] untuk memantau distribusi supaya tepat sasaran dari agen sampai pangkalan. Gas melon untuk masyarakat kurang mampu. Oleh karena itu diharapkan kesadaran bagi masyarakat mampu untuk menggunakan elpiji nonsubsidi. Selain itu, pengawasan hingga ke konsumen yang menjadi wewenang pemda dan kepolisian juga harus diperketat supaya subsidi benar-benar tepat sasaran,” kata dia.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, OP yang dimulai pukul 10.00 WIB telah terjual sekitar 200 tabung hingga pukul 11.00 WIB. Animo warga Jebres mengikuti OP cukup tinggi.

Warga Sawah Karang RT 003/RW 023, Sri Hastuti, mengaku senang karena semakin mudah membeli elpiji 3 kg dengan harga terjangkau. Warga Kentingan RT 001/RW 017, Kusniati, 72, juga mengaku senang dengan adanya OP karena biasanya sulit mencari elpiji dan harus berpindah lebih dari dua hingga tiga toko.

“Sudah setengah bulan ini susah membeli elpiji 3 kg. Kalaupun dapat biasanya harganya mahal, bisa mencapai Rp19.000 dari biasanya Rp15.500-Rp16.000,” ujarnya.

Namun tidak semua lokasi mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat, salah satunya Kelurahan Sudiroprajan yang cenderung tersisa banyak. Hingga pukul 12.00 WIB, gas melon yang disediakan agen masih cukup banyak. Bahkan tidak terlihat antrean di lokasi kegiatan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya