SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Katarak kerap disebut-sebut sebagai penyebab kebutaan nomor satu di Indonesia. Bahkan, mengacu pada data World Health Organization (WHO), sebagaimana dipublikasikan melalui situs www.who.int, katarak menyumbang sekitar 48% kasus kebutaan di dunia.

Meskipun kini katarak sudah bisa disembuhkan melalui operasi, namun tidak semua penderita katarak memiliki akses untuk mengobatinya. Sebagian penderita, terlalu takut dengan metode operasi sebagai satu-satunya pengobatan. Akibatnya, di banyak negara berkembang, kasus katarak masih kerap ditemui.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rendahnya pengetahuan mengenai katarak membuat banyak penderita, khususnya di negara berkembang, bereksperimen mencoba aneka pengobatan alternatif katarak yang banyak ditawarkan. Ada obat alternatif berupa tetes mata, hingga minuman herbal.

Secara garis besar, semua pengobatan alternatif itu menawarkan hal sama, yaitu menyembuhkan katarak tanpa operasi. “Hingga saat ini tidak ada penelitian yang bisa membuktikan keefektifan obat alternatif untuk penyembuhan katarak. Operasi masih menjadi solusi terbaik,” kata ahli mata Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS), dr Elisa Manueke.

Sejatinya, perkembangan teknologi kedokteran belakangan ini memungkinkan operasi katarak berlangsung dalam waktu singkat, tanpa rasa sakit dan jahitan. Bahkan selama proses operasi, pasien tidak perlu dibius total. Fakoemulsifikasi namanya.

Tiga teknik

Fakoemulsifikasi adalah teknik operasi termutakhir yang terapkan dalam penyembuhan katarak. Teknik ini merupakan teknik tercanggih dari tiga teknik penanganan katarak sebelumnya, yaitu ekstraksi katarak ekstra kapsuler dan small incision cataract surgery.

Penanganan dengan metode ekstraksi katarak ekstra kapsuler mensyaratkan perbaikan lensa mata dengan cara mengiris bagian depan mata sepanjang 10 hingga 12 milimeter. Operasi katarak dengan teknik small incision cataract surgery, lebih sederhana. Irisan yang dibuat jauh lebih kecil, yaitu 5,5 milimeter hingga 7 milimeter saja.

Yang paling terbaru adalah fakoemulisifikasi. Dengan teknik ini, mata pasien katarak hanya diiris sekitar 2,75 milimerter di sisi kornea. Lalu, dengan getaran ultrasonic, mesin akan menhancurkan katarak dan menyedotnya keluar. Berikutnya, tinggal memasukkan lensa intraokuler yang dapat dilipat.

Tidak ada lagi rasa sakit dan tak lama setelah operasi, pasien dapat langsung melakukan aktivitas normal. Teknik fakoemulsifikasi dianggap paling aman, lantaran intervensi pada organ mata sangat minim. Dengan begitu kemungkinan kerusakan organ mata yang lain akibat tindakan operasi bisa dikurangi.
ewy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya