SOLOPOS.COM - ilustrasi minyak goreng. (JIBI/dok)

Solopos.com, SLEMAN — Operasi pasar (OP) minyak goreng yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman belum mampu menekan harga jual minyak goreng di pasaran. Harga minyak goreng saat ini dijual antara Rp19.000-Rp19.500 per liter.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman, Nia Astuti mengatakan pemerintah sebenarnya sudah berupaya menurunkan harga minyak goreng. Salah satunya dengan menggelar operasi pasar sejak harga komoditas ini mengalami kenaikan awal November ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami difasilitasi oleh Disperindag DIY dan Bulog dengan kegiatan operasi pasar pada 11 November lalu. Sampai saat ini belum digelar operasi pasar lagi (menunggu Disperindag DIY),” kata Nia kepada Harian Jogja, Jumat (26/11/2021).

Baca juga: Diklaim Lebih Hemat, Segini Harga Kompor Induksi di Market Place

Operasi pasar tersebut, lanjut Nia, digelar di Kapanewon (Kecamatan) Prambanan.
Lokasi Prambanan sengaja dipilih karena di wilayah timur Sleman itu, dinilai yang sangat membutuhkan. Disperindag saat itu hanya menyediakan sebanyak 500 paket.
“Harga per paket Rp25.000 berisi 1 liter minyak goreng dan 1 kg gula pasir,” ujarnya.

Meskipun sudah dilakukan intervensi pasar, hingga kini harga minyak goreng belum turun. Bahkan cenderung mengalami kenaikan. Nia mengatakan, berdasarkan hasil Rakornas dengan Menteri Perdagangan Muh Lutfi, kenaikan harga minyak goreng disebabkan naiknya harga crude palm oil (CPO) di tingkat dunia dan beberapa dialihkan untuk industri biodisel sehingga ketersediaan minyak goreng di pasaran berkurang.

Baca juga: Manajemen Pengelolaan Desa Wisata Harus Adaptif dengan Perkembangan

Untuk stok minyak goreng, katanya, sebenarnya masih mencukupi kebutuhan pasar. Dinas juga belum melihat adanya penimbunan minyak goreng oleh pihak-pihak tertentu. “Sementara belum ada indikasi penimbunan dan semoga tidak ada. Kami dan Satgas Pangan juga selalu memantau perkembangan komoditas ini,” katanya.

Menurutnya, kenaikan harga komoditas tersebut sudah cukup memberatkan masyarakat. Sebab, harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng sebenarnya berada di angka Rp 13.000 per liter. “Sementara bisa menggunakan bahan-bahan yang bisa digodog biar lebih sehat,” usulnya.

Untuk diketahui, harga minyak goreng perlahan merangkak naik dari kisaran Rp 17.500 per liter kini menjadi Rp 18.500 per liter untuk minyak goreng kemasan. Saat ini harga minyak goreng per liternya dijual antara Rp19.000 hingga Rp19.500 per liter tergantung mereknya.

“Sejak harganya naik, saya siasati dengan mengurangi besaran gorengan (tahu dan tempe). Tapi harganya tetap,” kata Sudarmi, penjual gorengan di Tamanmartani, Kalasan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya