Bangunan bekas markas besar pemberontak di Hubei, China. Di bagian depan gedung ini terlihat patung Sun Yat Sen, pendiri Republik China. (virtualtourist.com)
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sebenarnya kelompok revolusioner antipemerintah sudah merancang pemberontakan pada tanggal 6 Oktober. Namun karena ada sejumlah unsur mereka yang tak siap, rencana ditunda. Namun pada tanggal 9 Oktober, saat salah satu pemimpin oposisi, Sun Wu tengah mengawasi pembuatan bom di Kota Hankou, salah satu bom yang dibuat tiba-tiba meledak. Sun Wu yang luka parah dilarikan ke rumah sakit, namun dia ketahuan sebagai tokoh oposisi.
Menyadari ini, kelompok revolusioner pun memutuskan untuk segera bergerak. Xiong Bingkun, tokoh revolusi lainnya, memutuskan untuk memulai aksi pada 10 Oktober malam hari. Sebuah kesatuan militer pemerintah di Kota Wuchang yang sudah lama disusupi dan dibina oleh kelompok oposisi anti-Dinasti Qing pimpinan tokoh nasionalis Sun Yat Sen mendukung pergerakan kaum revolusioner. Pemberontakan segera menjalar ke sejumlah daerah dan akhirnya memicu keruntuhan Dinasti Qing sebagai penguasa Kekaisaran China dan berdirinya Republik China.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
