SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> &ndash; Sejumlah pengusaha di Jl. Dr. Moewardi sambat mengalami penurunan omzet hingga 75% akibat terdampak pemberlakukan rekayasa lalu lintas pembangunan jalan layang (<em>flyover</em>) Manahan.</p><p>Chief engineering Hotel Agas, Cahya Tri Irmadi, menyampaikan tingkat okupansi Hotel Agas kini paling banyak hanya mencapai 10 kamar per hari. Capaian tersebut jauh lebih rendah ketimbang sebelum masa pemberlakuan rekayasa lalu lintas pembangunan <em>Flyover</em> Manahan per 12 Maret lalu yang mampu menyentuh angka 30 kamar per hari. Akibat minimnya pendapatan itu, Hotel Agas kini tengah melakukan efiensi pengeluaran nonsumber daya manusia (SDM). Namun, tidak menutup kemungkinan manajemen Hotel Agas terpaksanya akan melakukan efisiensi SDM jika tak terjadi perbaikan pendapatan.</p><p>&ldquo;Tidak bisa dipungkiri pembicaraan ke arah pemutusan hubungan kerja karyawan sudah ada. Sekarang ini kami sudah melakukan efisiensi pengeluaran nonSDM. Jika kondisinya memaksa, kami baru efisiensi SDM. Terkait efisiensi SDM ini, kami ibarat makan buah simalakama. Jika dilakukan, pelayanan kurang, tapi jika tak dilakukan, siapa yang mau menggaji karyawan?&rdquo; kata Cahya saat ditemui <em>Solopos.com</em> di Hotel Agas, Senin (9/4/2018).</p><p>Cahya menuturkan penurunan tingkat okupansi Hotel Agas semakin menjadi-jadi ketika pelaksana proyek pembangunan <em>Flyover</em> Manahan bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menutup akses jalan tembus Jl. Hasanuddin dari Brengosan menuju Pasar Nongko di selatan perlintasan sebidang Manahan sejak sepekan yang lalu. Penutupan akses jalan untuk kepentingan proyek tersebut membuat kendaraan dari Jl. Hasanuddin arah Brengosan maupun Jl. dr. Moewardi arah selatan tak bisa melintasi depan Hotel Agas. Satu-satunya akses menuju Hotel Agas kini hanya lewat Jl. Hasanuddin arah Pasar Nongko. Cahya menyebut keterbatasan akses itu jelas mempengaruhi minat masyarakat untuk menuju Hotel Agas.</p><p>&ldquo;Kami kini tak bisa lagi mengharapkan <em>walk in guest</em> [tamu yang datang tanpa reservasi]. Sekarang kami tinggal berharap ke tamu loyal dan tamu yang pesan via <em>online</em>. Kalau <em>online</em> ini kan mereka tidak tahu kondisi di lapangan. Jadi kalau sudah pesan, mereka pasti akan cari Hotel Agas. Yang jadi pertanyaan kan untuk berikutnya. Kemungkinan besar tamu enggan lagi berkunjung kalau sudah tahu aksesnya susah,&rdquo; jelas Cahya.</p><p>Penjual Seblak Barakuda di Jl. Moewardi, Kelurahan Purwosari, Laweyan, Noviani, juga mengaku merugi banyak setelah diberlakukan rekayasa lalu lintas pebangunan <em>Flyover</em> Manahan. Dia bahkan kini mengalami penurunan omzet hingga 75% setelah jalan di sebelah barat area proyek tak bisa lagi dilalui mobil dan akses tembus Jl. Hasanuddin dari arah Brengosan ke Pasar Nongko ditutup.</p><p>&ldquo;Omzet turun drastis apalagi setelah jalan depan sini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Sekarang ya saya hanya bisa berharap dengan kedatangan pengemudi Gojek yang sedang melayani pesanan Go Food. Harapan kami proyek bisa segera rampung sehingga jalan depan kios bisa dilalui kendaraan dengan bebas lagi,&rdquo; jelas Noviani saat ditemui <em>Solopos.com</em> di kiosnya.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya