SOLOPOS.COM - Suasana salah satu sudut Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi, Solo. (JIBI/Solopos/dok)

Suasana salah satu sudut Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi, Solo. Para pedagang di pasar ini membutuhkan pelatihan manajemen keuangan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan usaha mereka. (JIBI/SOLOPOS/Dian Dewi Purnamasari)

SOLO — Omzet penjualan pedagang pasar klithikan Notoharjo terus meningkat selama enam tahun terakhir. Pedagang membutuhkan pengetahuan manajemen keuangan yang sistematis untuk mengelola uangnya.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Ketua Paguyuban Ikatan Alat Motor Manunggal (IIAM), Bibit Santoso, mengatakan secara umum omzet penjualan pedagang suku cadang dan aksesori sepeda motor naik 100%-200% per tahun. Perkembangan omzet penjualan itu biasanya dilaporkan dalam rapat koordinasi dengan rentang waktu tiga bulan. Ia mengaku omzet penjualan di tokonya sekitar Rp3 juta-Rp20 juta/hari.

“Peluang usaha di pasar ini masih sangat menjanjikan. Terutama pada dua tahun terakhir, perkembangannya luar biasa,” ujarnya kepada Solopos.com. Selain itu, ia juga mengukur keberhasilan penjualan dengan pengamatan kasat mata. Beberapa pedagang selama ini datang ke pasar menggunakan sepeda motor. Setelah beberapa tahun berjualan, kendaraan yang mereka pakai sudah berganti menjadi mobil.

Namun, kenaikan omzet itu sering tidak memberikan perubahan karena manajemen keuangan yang salah. “Beberapa waktu lalu, saya sempat rugi besar karena tidak bisa memisahkan aset pribadi dan toko. Makanya kami membutuhkan semacam Diklat pengelolaan keuangan,” harapnya. Paguyuban, lanjutnya, mengharapkan bantuan dari dinas terkait maupun pihak luar untuk memfasilitasi mereka. Pedagang ingin mendapakan diklat singkat terkait manajemen keuangan. Namun, karena keterbatasan pemahaman mereka tidak tahu bagaimana prosedur pengajuan proposal ke dinas. Paguyuban juga pernah mencoba mengajukan proposal ke beberapa pihak namun belum berhasil.

Meski masih sederhana, pedagang lain, Fery Setiawan sudah menerapkan manajemen keuangan di tokonya. Ia mengaku omzet penjualan di tokonya, kini mencapai Rp20 juta/hari. Saat akhir pekan, ia bahkan bisa meraup omzet Rp50 juta/hari.
“Awal-awal berjualan mencari omzet Rp2 juta/hari saja susah. Sekarang keadaan sudah membaik, peningkatan penjualan bisa lebih dari 100% per hari,” ujarnya.

Bantuan permodalan dari bank dan Koperasi Monjari 45 berhasil meningkatkan penghasilannya. Ia pun kini mempunyai 22 orang karyawan dan lima toko di Pasar Notoharjo. Tokonya itu menjual suku cadang dan aksesori baik modern maupun retro. “Jika omzet meningkat, pengelolaan keuangan sangat penting. Jika tidak dikelola dengan benar,
uang bisa habis dan bisnis tidak berkembang,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya