Solopos.com, SRAGEN — Memutuskan berhenti bekerja dari perusahaan konstruksi, Hediono sukses menggeluti usaha pertanian hidroponik di rumahnya di Desa Majenang, Kecamatan Sukodono, Sragen.

Merintis kebun hidroponik sejak 2019, kini alumnus S2 Manajemen Universitas Islam Batik (Uniba) Solo ini mampu meraup omzet Rp10 juta per bulan dari sayuran yang ia tanam.Kebun hidroponik Hediono berada tepat di belakang rumahnya yang dulu merupakan kebun jati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Kunjungi Lumbung Sayur di Pondok Sukoharjo, Ganjar Apresisasi Peran KWT

Sebelum menekuni pertanian hidroponik, Hediono bekerja di salah satu perusahaan kontruksi di Solo. Namun ia kemudian memutuskan keluar dari pekerjaannya, memilih menekuni hobinya bercocok tanaman. Kebun hidroponiknya berada di belakang rumah yang dulunya kebun jati dan ia beri nama Stasiun Hidroponik Sragen.

Ia kemudian memangkas pohon jati di belakang rumahnya. Pohon jati dianggap tak produktif karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa dipanen kayunya. Setelah kebunnya yang seluas 4.000 meter persegi bersih dari tanaman jati, Hediono menggantinya dengan instalasi hidroponik.

Di awaln-awal usahanya Hediono bisa memperoleh omzet Rp2 juta/bulan. Seiring bertambahnya pasar dan luas lahan yang bertambah, kini ia dapat mengantongi omzet Rp10 juta/bulan.

Baca Juga: Patut Ditiru! Emak-Emak di Karanglo Klaten Sulap Sampah Jadi Pundi-Pundi Rupiah

Ia memasarkan sayuran hidroponiknya di Sragen, Grobogan, Ngawi, dan Yogyakarta. Dalam sepekan ia bisa melakukan pengiriman hingga tiga kali. Sejauh ini sudah ada sepuluh pelanggan tetap yang menyerap sayurannya. Satu pelanggan biasanya membeli 15-20 kg/pekan.

Sayuran yang ia tanam pun beragam, dari selada hijau, kangkung, sawi, dan selada merah. Ia menjual sayuran tersebut dalam dua jenis, dalam skala besar dengan hitungan kilogram dan dalam bentuk kemasan.

Bertani dengan sistem hidroponik juga dirasa lebih mudah. Selain tidak memerlukan lahan yang luas, perawatannya cukup mudah, karena pupuk telah dialirkan melalui pipa. Hedi menambahkan pengairan adalah kunci utama dari pertanian hidroponik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya