SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)–Permintaan batik di Pungsari sejak satu bulan terakhir mengalami peningkatan cukup tajam. Rata-rata, kenaikan permintaan batik hingga 20 % dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.

Menurut seorang pekerja sekaligus sebagai pengrajin batik Widya Kusuma di Pungsari, Yitno, 40, penyebab utama terjadinya lonjakan permintaan terkait dengan sikap UNESCO yang mengukuhkan batik sebagai warisan budaya dunia awal Oktober lalu. Kondisi seperti ini, tentunya disambut gembira oleh seluruh pengrajin batik di Pungsari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Di Pungsari ini kan sudah dikenal sebagai kampung batik. Jadi, peningkatan permintaan ini sedikit banyak dapat menambah pendapatan kami. Seringkali, permintaan batik berada di atas 100 potong tiap hari,” jelasnya saat ditemui Espos di Pungsari, Selasa (3/11).

Dia melanjutkan, harga batik Pungsari bervariasi mulai dari Rp 50.000-Rp 1,5 juta per potong. Sedangkan, motif batik yang menjadi primadona pelanggan saat ini, yakni motif SBY. Pemasaran batik juga mulai menunjukkan geliatnya, seperti mencakup daerah Jogja, Solo, dan Jakarta.

“Untungnya lagi, bahan baku pembuatan batik termasuk kain dan obat sangat mudah didapatkan. Sehingga, saat ini para pengrajin batik di Pungsari relatif tidak mendapatkan kendala berarti,” katanya.

Hal senada juga dijelaskan, pekerja lainnya, Tri Wahyudi, 39. Kendati tingkat persaingan antara pengrajin satu dengan pengrajin batik lainnya sangat ketat, namun masing-masing pengrajin pada dasarnya sudah mendapatkan pangsa pasar sendiri. “Kuncinya harus inovatif dan kreatif. Kalau soal persaingan, saya pikir di mana-mana kejadiannya seperti itu,” ulas dia.
pso

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya