SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dokumen)

GUNUNGKIDUL—Sejak dua hari ini gelombang tinggi menerjang kawasan pantai selatan Gunungkidul. Akibatnya aktifitas melaut pun lumpuh.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Gunungkidul Rujimanto mengatakan, ada 300 nelayan di sepanjang pantai selatan Gunungkidul tidak melaut sejak Kamis lalu, karena ombang sedang tinggi. Perahu jakung yang biasanya digunakan sebagai andalan nelayan rawan terbalik dihantam ombak.

“Sekitar 300 nelayan menganggur sudah 2 hari ini. Belum tahu ombak tinggi kapan surut,” katanya, Jumat (10/5/2015)

Kapal-kapal yang terparkir di bibir pantai pun, lanjut Rujimanto, dievakuasi ke tempat yang lebih aman dari hantaman ombak. Praktis, aktifitas nelayan saat ini, hanya di rumah. Sebagian ada membetulkan kapal dan alat tangkapan ikan yang rusak.

Dia berharap gelombang kembali surut agar aktifitas nelayan lancar. Mengingat sejak dua bulan terakhir nelayan khususnya di Pantai Ngandong, Sidorejo, Kecamatan Tepus paceklik ikan.“Biasanya setia nelayan membawa ikan rata-rata 35-40 kilogram. Tapi sejak 2 bulan ini hanya 3 kilo saja,” ucapnya.

Wakil Koordinator Search and Recue (SAR) Pantai Baron Sukamto mengungkapkan, gelombang ombak saat ini mencapai 3-4 meter sehingga membahayakan bila nelayan tetap nekat melaut. Gelombang tinggi tersebut diperkirakan, kata dia, diperkirakan surut pada Sabtu malam besok [hari ini, red].

“Tapi Senin kembali tinggi,” katanya. Sukamto menghimbau kepada nelayan dan wisatawan yang berlibur di sekitar pantai selatan Gunungkidul untuk tetap waspada. “Tidak diperkenankan mandi di laut” imbaunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya