SOLOPOS.COM - Pemilik Omah Tiwul Bunga Ayu di depan warungnya yang berada di Desa Ngreco, Weru, Sukoharjo. (Solopos.com/Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO— Kabupaten Sukoharjo memiliki salah satu wisata kuliner yang menggugah selera. Namanya yakni Omah Tiwul Bunga Ayu yang berlokasi di Ngrawan RT004/ RW 008, Ngreco, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo.

Omah Tiwul menyajikan masakan khas tempo dulu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pemilik usaha Omah Tiwul Bunga Ayu, Sarimarwarni Bunga Ayu, memulai usaha dari menjajakan nasi bungkus daun jati saat di Sukabumi, Jawa Barat. Kala itu ia juga menjual jamu gendong.

“Sekitar 12 tahun lalu, saya jualan nasi bungkus dengan daun jati, dijual keliling saat menjual jamu gendong,” kata Mawarni.

Selain menjual jamu gendong dan nasi bungkus, Mawarni juga menjual tiwul goreng dan tiwul sambal bawang yang dibungkus dengan daun jati.

Baca juga: Bergaya Mediterania, Kafe Ini Tawarkan Menu dengan Harga Terjangkau

Namun usaha jualan jamu di Sukabumi harus disudahi karena pandemi, sehingga ia pulang ke kampung halaman. “Semua usaha pasti meredup saat corona [Covid-19],” lanjut Mawarni.

Setelah pulang ke kampung halaman, Mawarni bekerja sebagai karyawan salon dan rias pengantin sambil berjualan online catering di Gedung Graha Wijaya lantai empat.

Pada Maret 2019, Mawarni memutuskan membuka katering bernama Lombok Jemprit. Ia membuka usaha di kampung halaman agar desa yang menjadi kawasan tempat usahanya bisa ramai dan dapat dikunjungi oleh pejabat.

“Tujuannya agar desa bisa regeng, ramai. Kalau saya dirikan di kota, desa akan sepi. Warga yang keluar kota, supaya mau kembali ke kampung,” lanjut Ayu.

Ia memilih Omah Tiwul sebagai tempat usaha agar dapat melestarikan makanan khas tempo dulu.

Baca juga: Yuk, Cicipi Lezatnya Beragam Kuliner Khas Solo dalam Festival Kuliner Gojek

“Tiwul yang hampir musnah, bisa naik kelas, dari harga pasaran, dibungkus daun jati, dijajakan di pasar, sekarang jadi setara dengan KFC, produk unggulan lainnya. Dari harga Rp2000, paling malah Rp10.000, sekarang bisa naik kelas dengan macam-macam harga,” lanjutnya.

Mawarni miliki motivasi untuk memperkenalkan tiwul di kalangan milenial.

Selain menawarkan masakan dengan bahan dasar tiwul, Mawarni menawarkan masakan masakan lain, seperti gembul komplit berisi nasi singkong, nasi merah, dan nasi gatot, ayam panggang sego tiwul, sego bancakan, dan lainnya.

“Menu yang paling diminati adalah sego gembul,yang jadi menu pertama,” lanjut Mawarni.

Baca juga: Asyiknya Masak Bareng Chef Rizky dalam Cooking Demo Modena Going Green

Harga masakan olahan dari tiwul dan masakan khas tempo dulu dihargai kisaran Rp10.000 sampai Rp250.000 untuk tujuh orang. Selain itu, Omah Tiwul juga tawarkan minuman jamu yang disajikan dalam kuali.

“Minuman khas di sini adalah jamu,” lanjut Mawarni. Untuk pelanggan yang datang bisa hari Senin sampai Minggu pukul 07.00 WIB sampai 21.00 WIB.

“Jika rombongan, bisa booking dulu sebelumnya,” lanjut Mawarni.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya