SOLOPOS.COM - Foto Omah Pancing JIBI/Harian Jogja/Anissa Nurul Kurniasari

Foto Omah Pancing
JIBI/Harian Jogja/Anissa Nurul Kurniasari

Jangan sepelekan orang yang punya hobi. Karena tidak sedikit orang yang sukses justru karena dia mampu mengelola hobi menjadi ladang uang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti yang telah dilakukan Andreas Tatang Yuli Purwoko. Dari hobi memancing, pria ini bisa membuka bisnis Omah Pancing, yang berlokasi di Jalan Kadipaten Kidul Nomor 83 A, Jogja.

Tatang panggilan akrab Andreas Tatang Yuli Purwoko memang sangat hobi mancing sejak 1998. Dia pernah memancing sampai selatan Pulau Jawa. Saking sukanya memancing, Tatang akhirnya berkeinginan membuka bisnis yang tidak jauh dari hobi.

Tatang memulai bisnis Omah Pancing lima tahun silam. Tepatnya pada 2008 lalu. Saat itu Kampung Cyber juga sudah mulai dikenal.
Memulai usaha, Tatang menjual perangkat pancing dengan berkeliling di sekitar kampung. Kemudian mencoba berjualan di rumah sendiri yang disulap sebagai toko.

“Ya mulanya saya membuat timah pemberat pancing. Selain itu, juga terima servis alat pancing dan jual beli alat pancing,” terang Tatang, saat ditemui Harian Jogja, belum lama ini. Awalnya hanya satu etalase di rumah. Sekarang sudah bertambah.

Keinginan dan keuletan Tatang untuk berkembang sedikit demi sedikit mulai membuka toko di pinggir jalan yang tadinya hanya di rumah. Namanya Omah Pancing. Omah yang berarti rumah [dalam bahasa Jawa] dan pancing yang menjadi alatnya.

“Baru satu tahun yang lalu Omah Pancing berada di pinggir jalan besar. Letaknya jadi strategis dan mudah dicari orang,” ujarnya.
Dibantu satu pegawai, Tatang tetap mengunggulkan kualitas, terutama spesifikasi alat-alat pancing.

Kadang istrinya, Ira Tatang juga ikut membantu suami di Omah Pancing. Sekarang toko mulai ramai pembeli yang membutuhkan timah pemberat pancing, alat pancing, pelampung, bahkan di sini tersedia barang baru maupun bekas yang layak pakai.

“Dulu bapak berjualan keliling. Membuat timah pemberat pancing dan servis alat pancing. Saya dulu juga sering ikut suami memancing ke luar kota. Jadi saya sedikit tahu soal perangkat pancing,” cerita Ira Tatang, istri Andreas Tatang YP.

Sisa penghasilan produksi timah mencapai omzet Rp35 juta-Rp40 juta per bulan. Harga pelampung sekitar Rp500.000. Sedangkan pancing yang termahal sekitar Rp4 jutaan.

Tak hanya pembeli di Jogja, Tatang juga mengirimkan pesanan perangkat pancing hingga Papua. Omah Pancing buka setiap hari pukul 08.00 WIB-22.00 WIB.

Ke depan, Tatang menginginkan usahanya terus berkembang semakin besar. Bahkan ingin membuka cabang di Bantul yang peminatnya sangat banyak. “Mungkin nanti bisa membuka cabang sampai luar Jogja. Saya senang menggeluti dunia pancing ini,” ujar lelaki kelahiran 15 Juli 1967 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya